JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika hendak melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil, pengemudi dituntut untuk selalu responsif, mawas, dan sehat secara jasmani.
Satu hal yang harus diperhatikan, ada anjuran medis penting terkait kesehatan jasmani. Orang dengan riwayat penyakit jantung ternyata tidak dianjurkan untuk mengemudi mobil dalam waktu lama.
Pasalnya, perilaku ini dinilai bisa membahayakan dan berakibat fatal, bahkan tidak menutup kemungkinan jadi pemicu kecelakaan bahkan kematian.
dr. Farid Eka, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Negeri Malang, menjelaskan, ketika pengemudi duduk dalam waktu lama dan sedikit bergerak, peredaran darah menjadi kurang lancar.
Kondisi ini dinilai membahayakan bagi penderita penyakit jantung, karena bisa memicu gejala deep vein thrombosis (DVT) alias penyempitan pembuluh darah.
“Nyetir dalam waktu lama pastinya stasioner (tidak banyak bergerak), ini bisa memicu penyumbatan di arteri pembuluh darah besar, khususnya di tubuh bagian bawah dan paha,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/4/2024).
Penyumbatan pembuluh darah berpotensi memicu pembekuan, dan bagi penderita penyakit jantung, kondisi ini bisa berakibat sangat fatal karena bisa menyebabkan serangan jantung.
Farid yang juga membawahi bangsal Unit Gawat Darurat (UGD) mengatakan, tidak sedikit kasus kecelakaan terjadi akibat pengemudi mengalami serangan jantung mendadak.
“DVT meskipun ringan juga tetap bahaya, Karena kalau bekuan darah lepas dan terbawa sampai jantung bisa jadi acute coronary syndrom (ACS), alias serangan jantung,” kata dia.
Mengantisipasi bahaya ini, Farid menganjurkan penderita penyakit jantung supaya tidak lagi menyentuh setir kemudi mobil. Tugas mengemudi sebaiknya diserahkan kepada pihak yang kondisinya sehat.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/16/082200315/orang-dengan-penyakit-jantung-jangan-mengemudi-bahaya-mengintai