KENDAL, KOMPAS.com - Berkendara mudik di malam hari kerap menjadi pilihan karena dianggap lebih lancar dan cepat sampai tujuan.
Terlepas dari hal tersebut benar atau tidak, berkendara pada malam hari faktanya berpeluang ada ancaman bahaya.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, siklus tubuh manusia pada malam hari normalnya adalah istirahat, sehingga menjadi masalah tersendiri digunakan untuk berkendara.
Baca juga: Kronologi Truk Tangki Terguling Tewaskan 3 Orang di Jalur Mudik Bandung Barat
“Ketika dipaksakan untuk mengemudi, ada risiko berat yang harus ditanggung. Misalnya mengantuk, fisik drop, halusinasi dan lain-lain. Berbahaya melawan kantuk, akhirnya segala cara dilakukan mulai dari merokok, minum energy drink, dan lainnya,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.
Mengemudi pada malam hari dirasa tidak melelahkan, namun mata akan bekerja lebih berat dibandingkan berkendara pada siang hari akibat menghadapi silau dari sinar lampu kendaraan lain dari arah berlawanan.
“Dari sisi keamanan, ketika mobil mengalami masalah di tengah perjalan, bakal sedikit menakutkan dan merepotkan jika harus meminta pertolongan,” ucap Sony.
Baca juga: Saat Polisi Amankan Arus Mudik, Geng Motor Malah Merusuh di Tasikmalaya
Selain itu menurut Sony, akan ada kemungkinan pengendara lainnya juga mengantuk. Sehingga risiko kecelakaan disebabkan oleh orang lain turut meningkat saat mengemudi di malam hari.
“Banyak pengemudi berpikir bila menyetir di malam hari akan lebih cepat sampai tujuan karena jalanan sepi, sehingga perilaku pengendara biasanya cenderung tancap gas saat malam,” ucap Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.