Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Diprotes, Polisi Sebut Sosialisasi Ganjil Genap Sudah Dilakukan Jauh Hari

Kompas.com - 06/04/2024, 11:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korlantas Polri menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas selama periode mudik Lebaran 2024 guna mengurai arus lalu lintas yang diprediksi akan naik hingga 36 persen dari tahun sebelumnya.

Salah satu rekayasa dimaksud ialah ganjil genap tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB). Dengan kebijakan itu, diharapkan mampu menekan kepadatan pemudik di jalan tol sampai 30 persen.

Tetapi banyak pihak menilai aturan ini terkesan mengganggu perjalanan karena berefek pada jadwal keberangkatan. Apalagi, pelanggarnya bisa dikenakan sanksi denda tidak lagi diputarbalik di ruas tol terdekat.

Baca juga: Ganjil Genap Mudik Diklaim Bisa Turunkan Macet 30 Persen

Ilustrasi pengaturan lalu lintas saat mudik Lebaran. Jadwal ganjil genap mudik Lebaran 2024.KEMENHUB Ilustrasi pengaturan lalu lintas saat mudik Lebaran. Jadwal ganjil genap mudik Lebaran 2024.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Registrasi dan Identifikasi (Diregident) Korlantas Polri, Brigjen Pol Yusri Yunus menyebut sebenarnya kebijakan ganjil genap sudah disosialisasikan dari jauh-jauh hari.

"Kita kan sudah imbau tak hanya satu atau dua minggu lalu. Sudah 2-4 bulan loh kita sudah sosialisasikan, masukkin media sosial dan lainnya," ucap dia di Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (6/4/2024) pagi.

Adapun urgensi diberlakukan ganjil genap selama Lebaran 2024, ialah karena adanya potensi kenaikan mobilitas pemudik mencapai total 193,6 juta jiwa.

Jumlah itu naik sekitar 36 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu yang hanya 126 jutaan. Sementara sarana dan pra-sarana di jalan hanya naik tipis, sehingga diperlukan rekayasa lalu lintas agar tidak padat.

Baca juga: Ingat, Ganjil Genap di Jalur Puncak Bogor Berlaku Mulai Hari Ini

Ganjil genap di Bogor diberlakukan selama lima hari. (Kompas.com/Afdhalul Iksan) Ganjil genap di Bogor diberlakukan selama lima hari. (Kompas.com/Afdhalul Iksan)

"Sarana pra-sarana pergerakannya kecil sekali sehingga kita perlu untuk merekayasa supaya tak ada penumpukkan. Jadi kita mengingatkan lagi ke masyarakat untuk 'ayo ganjil genap dulu', atur waktunya," ujar Yusri.

"Karena itu juga, Bapak Presiden (Joko Widodo) kemarin menyampaikan kalau bisa masyarakat berangkat mudik lebih awal. Sehingga (arus lalu lintas) dapat dipecah dan pengamanan menjadi optimal," lanjutnya.

Ia pun berharap pada arus balik Lebaran 2024 nanti, pemudik melakukan pengaturan pemberangkatan lagi supaya tidak terjadi penumpukkan. Di mana, puncak arus balik akan terjadi pada 13-15 April 2024.

"Jangan semua numpun di tanggal itu, coba lah cari tanggal yang pas. Kita bayangkan kalau semua pemudik balik di tanggal yang sama, akan seperti air bah (arus lalu lintasnya). Itulah yang kita hindari," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau