JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai saat ini banyak pemilik mobil yang masih mempertanyakan soal kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli mesin.
Pasalnya, ada dua barometer yang umum dipakai sebagai patokan mengganti oli mesin, yakni berdasarkan jarak tempuh atau waktu.
Keduanya memang jadi acuan umum yang biasanya direkomendasikan bengkel sebagai patokan agar pemilik mobil melakukan perawatan berkala sekaligus mengganti oli mesin.
Baca juga: Sebentar Lagi Naik, Ini Tarif Baru Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan MBZ
Tapi bila ada yang bingung soal mana interval yang baik digunakan, sebenarnya tinggal diambil mana yang tercapai lebih dulu saja. Apakah waktu atau jarak tempuhnya.
"Tinggal ambil mana yang lebih dulu tercapai saja. Apakah waktunya atau jarak, jadi misal jarak belum terpenuhi tapi waktunya sudah, berarti baiknya diganti, begitu juga sebaliknya," ujar Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Bambang menjelaskan, adanya kedua patokan pergantian oli mesin sebenarnya dibuat untuk memudahkan konsumen. Hal ini karena adanya perbedaan soal penggunaan mobil.
Contoh, bagi pengguna mobil di dalam kota, biasanya memiliki jarak tempuh yang lebih sedikit dibanding mobil yang kerap digunakan untuk melakukan perjalanan jarak jauh.
Baca juga: Kabin Chery Tiggo 5X Vs Wuling Alvez, Mana yang Lebih Menarik?
Namun, meski hanya digunakan di dalam kota dengan jarak tempuh yang relatif tak terlalu jauh, bukan berarti kualitas oli mesinnya masih dalam kondisi yang baik.
Perlu diingat, ada faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas pelumas. Seperti jalanan yang macet, kondisi stop n go, dan lainnya.
"Ketika sering melewati jalan yang macet di dalam kota, kondisi mesin tetap bekerja meski mobil dalam posisi diam. Hal ini juga ikut berkontribusi memberikan efek pada kualitas oli, belum lagi ditambah dengan udara yang panas," ucap Bambang.
Baca juga: Kesalahan yang Bikin Busi Mobil Cepat Rusak
Karena itu, baiknya pemilik mobil tetap melakukan pergantian oli meski secara patokan atau rekomendasi jarak tempuhnya untuk pengguaan di dalam kota belum tercapai.
"Agar kualitas oli tetap terjaga baiknya yang rutin diganti, karena di dalam oli itu terdapat kandungan adiktif juga yang mungkin kualitasnya sudah menurun seiring berjalannya waktu dan pemakaian. Jadi tinggal disesuaikan dari kedua patokannya tadi mana yang lebih dulu terpenuhi," ujar Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.