JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi Anda yang sedang melakukan perjalanan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), harus selalu memperhatikan keselamatan. Salah satunya mewaspadai kucing atau binatang lain yang menyeberang di jalan.
Sebab di Indonesia, masih ada mitos yang mengatakan apabila menabrak kucing, maka pengendara bisa terkena sial.
Terlebih ada juga kebiasaan orang yang suka membuang kucing, membuat hewan-hewan peliharaan ini banyak berkeliaran di pinggir jalan.
Baca juga: Kenali Tanda Transmisi Mobil Matik Mengalami Overheat
View this post on Instagram
Seperti kejadian yang diunggah Instagram @dashcamindonesia (25/12/2023), di mana seekor kucing tertabrak pemotor.
Usai terjatuh, pemotor yang menabrak langsung diselamatkan warga setempat. Sementara kucing yang tadi tertabrak, tidak lama kemudian berhasil selamat dan kabur begitu saja.
Menyikapi hal ini, mitos menabrak kucing menyebabkan sial sepertinya perlu diluruskan. Dalam video tersebut, pemotor sepertinya terjatuh lebih parah karena rem mendadak di saat ban kehilangan traksi usai tertabrak kucing.
Baca juga: Avanza Alami Pecah Ban, Jangan Langsung Injak Rem Agar Selamat
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pada dasarnya pengendara harus menjaga jarak dan kecepatan untuk mewaspadai kondisi di sekitar.
“Jadi yang paling ideal jaga kecepatan dan jarak. Karena banyak kejadian kecelakaan akibat menghindari binatang tersebut,” ujar Sony, kepada Kompas.com belum lama ini.
“Dengan jaga kecepatan dan jarak maka seorang pengemudi punya ruang berpikir untuk mengantisipasi dan ruang menghindari bahaya,” kata dia.
Baca juga: Tol Solo-Yogyakarta Pangkas Waktu Perjalanan, Kecepatan Maksimal 40 Kpj
Sony menambahkan, pada dasarnya menghindari binatang di jalan susah-susah gampang. Secara teori ada tiga prinsip yang bisa diterapkan untuk menghindari kecelakaan pada hewan yang berkeliaran di jalan.
“Pertama menghindar, risikonya bisa membuat kendaraan hilang keseimbangan, selip kalau kecepatannya di atas 80 Kpj dan juga mengganggu bikin kaget kendaraan lain yang ada di dekatnya,” ucap Sony.
“Lalu, mengerem dan menghindar, mengerem berpotensi tabrakan belakang kalau kecepatannya tinggi, sekalipun sambil menghindar tetap berisiko kecelakaan tinggi,” ujarnya.
“Kemudian mengerem dan tabrak, mengerem gradual supaya saat melibas binatang tersebut keseimbangan kendaraan tidak hilang,” kata Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.