Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko jika Pemilik MINI Cooper Tetap Menerjang Banjir

Kompas.com - 29/11/2023, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sudah memasuki musim penghujan, untuk itu pemilik mobil MINI Cooper mesti lebih waspada saat akan menerjang genangan air.

Cliff, pemilik bengkel spesialis MINI Klinik Indonesia di Fatmawati, Jakarta Selatan, mengatakan, secara konstruksi MINI Cooper tidak didesain untuk melewati genangan air yang tinggi.

Baca juga: Apa Benar Perawatan Mobil Kustom Sulit?

"Sebetulnya bukan tidak kuat, tapi kita mesti tahu dulu konstruksi MINI fundamentalnya. Kenapa tidak kuat melewati genangan air karena posisi intercoller-nya berada di bawah. Jadi di belakang bumper depan, dia posisi intercoller-nya ada di bawah," ujar Cliff kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Model terbaru Cooper dan Cooper S.Agung Kurniawan Model terbaru Cooper dan Cooper S.

Menurut pengalamannya, Cliff mengatakan, pemilik mobil sudah mesti hati-hati jika ingin menerabas genangan air setinggi 15 cm atau lebih.

"Kalau kita bicara bumper bisa dibilang sekitar 20 cm. Di ketinggian 20 cm itu intercoler sudah tertutup. Karena mobil MINI itu relatif ceper jadi sekitar 15 cm-20 cm sudah bia menghisap air," katanya.

Cliff mengatakan, jika pemilik memaksa melewati genangan air atau banjir maka dalam kasus yang ekstrem dikhawatirkan bisa terjadi water hammer.

"Kalau water hammer itu sebetulnya kerika ada air masuk ruang bakar sehingga piston itu macet, macet karena apa biasanya ada bagian yang bengkok biasanya setang piston. Itu parahnya," kata Cliff.

Baca juga: Daftar Fitur Pendukung Mobil FWD dalam Melibas Tanjakan

Bagi wisatawan yang ingin bergaya saat liburan di Bali, sejak akhir tahun 2013, dua Mini Cooper terbaru tersedia untuk disewa. Penyewa diperkenankan menyetir sendiri. KOMPAS/AYU SULISTYOWATI Bagi wisatawan yang ingin bergaya saat liburan di Bali, sejak akhir tahun 2013, dua Mini Cooper terbaru tersedia untuk disewa. Penyewa diperkenankan menyetir sendiri.

"Water hammer memang kita bilang tidak ada yang ringan. Kemudian berapa biaya perbaikannya itu tergantung kerusakan. Kalau pistonnya rusak satu, ada beberapa bengkel ganti satu tapi kalau di kita supaya sama rata kita ukur semua," katanya.

Jika mobil mengalami water hammer maka siap-siap untuk merogoh kocek lebih dalam.

"Untuk rentang biaya (perbaikan) itu antara Rp 50 juta-Rp 90 juta itu semua termasuk sampai selesai. Termasuk penggantian spare parts," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau