JAKARTA, KOMPAS.com - Redaksi Kompas.com mendapat kesempatan mengetes Alva Cervo dalam beberapa hari. Kali ini akan dibahas kesimpulan Alva Cervo dari desain, rasa berkendara, sampai biaya kepemilikan.
Soal desain, Cervo ini bisa dibilang tak biasa karena banyak sudut-sudut tajam yang sangat menegaskan tampilannya.
Melihat dari depan, samping, sampai belakang, desain Cervo ini sangat futuristis. Lampu semua sudah LED, di depan ada DRL dan pakai 10 proyektor.
Baca juga: Hitung Biaya Kepemilikan Alva Cervo Dalam Setahun, Gratis Servis
Sisi yang paling disuka ada di belakang, ada CVT yang menyatu jadi swingarm. Jadi dari sisi kanan kelihatan pelek belakangnya yang agresif, ditambah model sepatbor yang menggantung.
Membahas spesifikasi, Cervo yang dibanderol Rp 37 jutaan ini terbilang lengkap, dari sisi performa dan fitur. Baterai yang digunakan Cervo punya kapasitas 1,8 kWh dan ada dua yang bisa dilepas dari tempatnya pada dek, atau dicas langsung ke colokan yang ada di bodi.
Soal pengecasan, berdasarkan pengetesan di rumah, bisa memakan waktu empat sampai lima jam. Berdasarkan klaim Alva, bila pakai dua baterai bisa menempuh jarak 125 Km, namun dengan berbagai syarat.
Baca juga: Video Viral Lexus LM 350 Nyamar Jadi Daihatsu Luxio
Kenyataannya, berdasarkan pengetesan dari kondisi penuh motor bisa melaju lebih dari 80 Km. Setidaknya masih cukup bisa diandalkan buat kegiatan sehari-hari.
Baterai tadi menyuplai listrik ke dinamo yang ditempatkan di tengah atau mid drive. Tenaga yang dihasilkan sebesar 9,8 kW atau sekitar 13,1 Tk. Untuk torsinya mencapai 53,5 Nm dan bisa didapatkan secara instan. Sementara kecepatan puncaknya hingga 103 Kpj.
Salah satu fitur apik adalah layar instrumen full TFT. Tampilan atau interface juga menarik, bahkan menyesuaikan gambarnya sesuai mode dan kondisi cahaya, terang atau gelap.
Untuk menunjang kenyamanan berkendara, Cervo memiliki tiga mode berkendara, Eco, Urban, dan Sport. Tiap mode pengaruh ke respons gas ketika dibuka, kecepatan puncak, dan jarak tempuh.
Fitur lain yang ditawarkan Cervo adalah sistem yang terhubung dengan telepon genggam. Nanti bisa ketahuan level baterai, sisa waktu pengecasan, sejarah perjalanan, sampai live tracking dan road assistant.
Sebelum bicara soal rasa berkendara, Cervo punya ergonomi jok yang cukup nyaman, terutama buat tubuh redaksi yang tingginya 178cm. Tangan rileks, kaki bisa diselonjorkan, jadi sangat fleksibel.
Cervo diajak melintasi jalur kemacetan untuk mengetahui handling-nya. Memakai mode berkendara Eco ternyata sudah sangat cukup dengan respons gas yang halus pada kecepatan rendah.
Seperti diketahui, kadang ada saja motor listrik yang responsnya terlalu agresif sehingga tak nyaman di kemacetan.
Cervo juga mumpuni buat dibawa ke luar kota sambil mencoba semua mode berkendara. Untuk Urban lebih cocok digunakan saat kondisi lowong karena akselerasi dan kecepatan yang bisa menyentuh 80 Kpj-90 Kpj.
Untuk Sport jarang digunakan dengan pertimbangan membuat jarak tempuh menurun. Tapi soal sensasi memang lebih agresif dan diklaim mampu mencapai kecepatan puncak 103 Kpj dengan mudah.
Cuma, ada kekurangan yang redaksi rasakan selama pengetesan Cervo. Pertama, bagasinya tidak terlalu lega, kalau bawa casan di dalamnya, maka ruang penyimpanan makin sempit, bahkan helm pun tidak masuk.
Mungkin Cervo ini memang fokus buat performa dan desain, jadi kepraktisan jadi korbannya. Bisa saja dipasang boks di belakang, cuma akan mengubah tampilan Cervo yang dari lahir sudah futuristis.
Alva klaim kalau Cervo punya jarak tempuh mencapai 125 Km. Cuma kenyataannya, saat kami tes rute Jakarta-Bogor, jarak yang ditempuh 60,2 Km dan baterai sisa 25 persen, jarak tempuhnya tinggal 31 Km, jadi ditotal bisa 90 Km dari baterai penuh.
Terakhir soal biaya kepemilikan yang berdasarkan biaya listrik saat mengecas, servis, dan pajak tahunan. Buat biaya listrik, per 1 Km Cervo berjalan, cuma memakan biaya Rp 54,5.
Artinya kalau setahun dipakai sejauh 10.000 Km, Alva cuma memakan biaya listrik sebesar Rp 545.000. Kemudian buat servis, ada program gratis servis dari Alva sampai dua tahun, jadi Rp 0 di tahun pertama.
Terakhir buat pajak, berdasarkan data, Cervo cuma membayar Rp 35.000 dalam setahun. Jadi biaya kepemilikan selama setahun adalah Rp 580.000, enggak sampai Rp 50.000 per bulan.
Kesimpulannya, Cervo ini mumpuni buat dipakai harian, performa dinamo dan baterainya bisa diandalkan. Cuma ada saja kekurangan, soal kepraktisan atau ruang penyimpanannya yang sempit.
Dengan banderol Rp 37 jutaan sudah bisa dapat motor listrik yang mumpuni buatan dalam negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.