JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) mengatakan bahwa saat ini sedikitnya sudah terdapat dua pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia, yaitu PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC).
Kehadiran keduanya sebagai bukti komitmen Indonesia untuk mempercepat tercapainya netralitas karbon alias Net Zero Emision (NZE) pada 2060, khususnya sektor kendaraan bermotor.
Apalagi, sebagaimana disampaikan Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin, Putu Juli Ardika, salah satu dari pabrik tersebut bakal mulai beroperasi tahun depan.
Baca juga: Hyundai Bluelink Bukan Pengganti Kunci
"Pabrik baterai HLI Green Power direncanakan selesai dibangun pada tahun 2023 dan bisa berproduksi secara komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik di 2024 mendatang," katanya dalam siaran pers, Kamis (19/10/2023).
Melalui aktivitas produksi ini, nantinya HLI Green Power akan menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150.000 unit sampai 170.000 unit kendaraan listrik.
Diketahui, perusahaan dimaksud merupakan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 Miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, PT ABC memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara 9 juta butir cell), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 Juta butir cell).
Baca juga: Penjualan Low MPV Turun, Avanza-Xpander Masih Bersaing
Adapun saat ini Putu menyebutkan Indonesia juga sudah ada lima perusahaan yang memproduksi bis listrik, dengan total kapasitas produksi sebesar 2.480 unit per tahun.
Kemudian, tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34.000 unit per tahun dan 48 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun.
“Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar," kata Putu.
"Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” lanjutnya.
Baca juga: Kemendag Yakin Ekspor Mobil CBU Indonesia Tembus 500.000 unit
Dengan perkembangan positif pada proses transisi menuju era elektrifikasi ini, ia pun yakin bahwa target produksi motor listrik sebanyak 9 juta unit dan mobil serta bus listrik 600.000 unit di 2030 dapat tercapai.
Pada kondisi itu, diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setarapengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.