Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI dan Korsel Sepakat Kembangkan Industri Kendaraan Listrik

Kompas.com - 11/10/2023, 12:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia melalui Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif Indonesia (PIKKO) sepakat berkerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan (Korsel), yang diwakili Provinsi Busan atau Busan Economic Promotion Agency (BEPA).

Kerja sama ini, untuk meneliti dan mengembangkan industri kendaraan listrik dengan melibatkan kedalaman industrinya. Sehingga, dalam proses transisi ke era kendaraan listrik keterlibatan Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa terlibat lebih dalam dan berkembang.

"Saya berharap komitmen BEPA yang menjadi organisasi pemerintah nonprofit di bawah naungan Pemerintah Daerah Provinsi Busan, sebagai bagian komersial di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Korea, bisa berkontribusi signifikan terutama dalam mendukung industri kendaraan listrik di Tanah Air," kata Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki dalam keterangannya, Selasa (10/10/2023).

Baca juga: Mbak Rara Prediksi Cuaca MotoGP Indonesia di Mandalika Akhir Pekan Ini

Teten menjelaskan, Korsel menjadi negara yang maju pesat dalam perkembangan teknologi. Sehingga diyakini kerja sama tersebut menjadi motivasi Indonesia untuk dapat belajar dari mereka, bertumbuh bersama, dan go global.

Indonesia secara bertahap, sudah masuk ke dalam industri otomotif terutama pada mobil listrik. Menurut dia, ada dua kebijakan dalam pengembangan industri nasional.

Pertama, hilirisasi sumber daya alam, yakni Indonesia tak akan lagi mengekspor bahan mentah termasuk aluminium, nikel, dan lainnya.

Kedua, lanjut Teten, soal subsidi impor belanja pemerintah. Undang-undang Omnibus Law menyebut sebanyak 40 persen anggaran belanja Kementerian/Lembaga diperuntukkan untuk UMKM, yang harus mengandung konten lokal 40-100 persen.

Baca juga: Komentar Pebalap MotoGP Soal Cuaca Panas di Indonesia

"Ke depan, juga secara bertahap akan mengganti bahan baku fosil ke mobil berbahan listrik. Tak bisa lagi Indonesia membeli mobil di luar Indonesia, tetapi harus dibuat di sini. Kita ingin kerja sama dengan Korsel, sama-sama maju bersama go global," papar dia.

Adapun perkembangan industri otomotif nasional terus meningkat secaa signifikan. Pada 2022, sektor terkait mampu tumbuh 18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Indonesia juga memiliki 4,4 juta unit usaha yang mayoritas atau 99,7 persen merupakan sektor industri, salah satunya otomotif.

Selain menopang pertumbuhan ekonomi, sektor ini juga menyediakan lapangan kerja bagi 1,3 juta orang dan telah menjadi daya tarik para investor mancanegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
esdm di harap mengatur dan mengelola dahulu hilirisasi dan suplay bahan baku nikel dengan baik dan benar , jangan sampai terjadi seperti sekarang ini ,smelter krisis bahan baku , smelter impor dari filipina ,smelter menghentikan produksi nya . malu maluin aja ,kata nya penghasil nikel terbesar dunia


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau