JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, KIimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, suhu udara maksimum di wilayah Indonesia 10 hari terakhir terpantau mencapai 35-37 derajat Celsius.
Panas yang menyengat tersebut mau tidak mau berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, termasuk para pemilik mobil yang merasa AC mobil panas dan jadi tidak dingin.
Rastomo Yudho Hermawan, Kepala Cabang Bengkel Resmi AC Denso, PT Kikijaya Airconindo di Radio Dalam, Jakarta Selatan, mengatakan, dalam beberapa ini memang banyak konsumen yang datang ke bengkel memeriksa kondisi AC karena tidak kuat melawan panas.
Baca juga: Intip Bus Pariwisata Mewah Punya PO Primajasa
"Memang Jakarta beberapa hari ini panas sekali ya, sehingga apa konsumen merasa AC-nya kurang dingin, datang mengecek," ujar Yudho panggilannya kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).
Yudho mengatakan, hawa panas memang memengaruhi kemampuan AC mendinginkan kabin. Namun setelah dicek kata Yudho, mayoritas pemilik mobil memang kurang memerhatkan kondisi AC-nya.
"Ini adalah suatu kebiasan bahwa AC ketika kena panas dan sudah tidak dingin baru kemudian datang mengecek. Jadi corrective action bukan preventive action, ketika datang dicek ternyata evaporatornya sudah pada kotor," ujarnya.
Baca juga: Penghargaan buat Federal Oil sebagai Merek Pelumas Indonesia
"Jadi mau tidak mau kami banyak bongkar evaporator. Itu selain ada yang bocor ya, kalau tidak dingin karena bocor beda, kalau kompresor bocor beda," ujarnya.
"Tapi kalau evaporator kalau sudah berlendir, korosif pasti bocor tidak berapa lama," kata Yudho.
Di sisi lain, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, kondisi suhu panas atau terik yang terjadi beberapa hari ini dipengaruhi beberapa faktor.
Baca juga: Penghargaan buat Federal Oil sebagai Merek Pelumas Indonesia
"Pemanasan sinar matahari cukup optimal yang terjadi pada pagi menjelang siang dan siang hari," ungkap Guswanto dilansir dari Megapolitan Kompas.com.
"Saat ini, posisi semu matahari (pada bulan September) berada tepat di atas khatulistiwa, sehingga penerimaan sinar matahari cukup merata di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jabodetabek," katanya.
Guswanto menjelaskan, kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.