JAKARTA, KOMPAS.com – Insiden lalu lintas yang melibatkan truk makin sering terlihat belakangan ini. Kejadian truk yang mengalami rem blong hampir terjadi setiap hari dan terus memakan korban.
Tercatat ada sejumlah kecelakaan maut yang menelan banyak korban terjadi di Indonesia. Dan semua kecelakaan umumnya terjadi karena rem blong.
Dari truk rem blong di Muara Rapak Balikpapan, kecelakaan truk tangki Pertamina di Cibubur, kecelakaan truk di Bekasi, sampai yang paling baru di Bawen dan Lampung.
Baca juga: Daftar Kecelakaan Maut karena Truk Rem Blong
Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu, mengatakan, perlu adanya standardisasi rem khususnya pada kendaraan niaga.
“Jadi harus ada standarisasi mengenai sistem rem yang harus digunakan oleh truk,” kata Jusri, kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2023).
“Karena sistem rem pada kendaraan angkutan barang mengalami beban kerja yang berat. Oleh karena itu, sistem rem full air brake ini sangat penting,” ujar dia, yang merupakan Founder dan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Baca juga: Bikin Segar Bebek Honda dengan Tampilan Super Cub C110
Menurut Jusri, truk-truk mahal yang mengedepankan keselamatan bahkan tidak hanya memiliki sistem full air brake saja, tapi juga teknologi rem ABS.
“Itu sudah jauh dari dulu, nah di Indonesia belum ada standar itu, baik di mobil kecil maupun truk. Mobil kecil memang mulai banyak, tapi kan bukan standar,” ucap Jusri.
“Harusnya dibikin sedemikian rupa aturan-aturan tersebut yang mengacu ke keamanan. Dan itu adalah wilayah atau concern dari pemerintah atau pemangku jabatan,” kata dia.
Baca juga: Tiket MotoGP Mandalika Masih Tersedia, Ada Diskon hingga 50 Persen
Sebagai informasi, sistem full air brake tidak menggunakan hidrolik. Jadi, hanya tekanan udara yang menekan kampas rem.
Pada kendaraan besar, full air brake diakui oleh sejumlah pakar lebih aman dibandingkan semi air brake.
Bila air tank kosong, maka rem akan mengunci. Dengan begitu, kendaraan tidak bisa berjalan. Kalau ingin berjalan, air tank di kendaraan tersebut harus terisi sampai batas tekanan minimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.