JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu cara tambal ban tubeless yang paling banyak di temukan di tukang tambal ban pinggir jalan adalah model tusuk, menggunakan tambal ban metode cacing. Cara ini dianggap mudah, cepat, dan efektif.
Meski begitu, tambal ban metode cacing tidak selamanya aman. Sebab, menambal ban dari luar bisa meningkatkan risiko pecah ban di kemudian hari.
Fachrul Rozi, Customer Engineering Support Michelin Indonesia, mengatakan, dirinya tidak merekomendasikan tambal ban cacing, tapi melainkan tambal ban payung.
Baca juga: Hasil MotoGP San Marino 2023: Ducati Kuasai Podium, Kejutan dari Pedrosa
“Kalau ketusuk paku, repair-nya yang benar, jangan pakai tambal cacing. Tapi yang praktis di kita kan tambal cacing,” ujar Rozi di Jakarta (8/9/2023).
“80 persen pecah ban di jalan tol karena perbaikan ban yang tidak betul, yang salah. Yang betul adalah lepas ban dari pelek, lihat dari dalam, tambalnya dari dalam, pakai tambal ban model payung,” kata dia.
Menurutnya, dengan metode ini proses penambalan ban bakal lebih kuat dan awet. Karena angin dari dalam ban enggak keluar, sementara air dari luar tidak masuk ke dalam.
Baca juga: Motor Listrik Honda EM1 e: Masuk Daftar Penerima Subsidi Rp 7 Juta
“Tambal cacing, begitu dipasang di jalan angin masuk pelan-pelan, karena ban flexing. Bila terus menerus maka ban pecah, karena sudah fatigue bannya,” ucap Rozi.
“Metodenya yang salah, karena dia enggak lihat bagian dalamnya seperti apa. Hanya tambal cacing saja, itu bukan permanent repair, yang mana itu hanya dipakai untuk darurat sampai bengkel terdekat. Baru dilakukan tambal ban yang benar,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.