JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan tunggal sebuah bus belum lama ini baru saja terjadi di wilayah Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (30/7/2023).
Bahkan cuplikan video kecelakaan bus pariwisata pada minggu lalu tersebut kini beredar media sosial. Salah satu video yang ramai diperbincangkan adalah unggahan dari Tiktok @pesonawisata965.
Pada video tersebut, bus yang alami rem blong nampak nampak mengarah ke jalur penyelamat. Sontak tindakan sopir bus mendapatkan pujian lantaran telah sigap menyelamatkan banyak nyawa di situasi yang menegangkan.
Namun tidak sedikit pula yang justru mengomentari kondisi jalur penyelamat yang dinilai tidak ideal lantaran terlalu banyak batu dan bukan pasir.
Baca juga: Strategi United Luaskan Jaringan Penjualan Motor Listrik
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, jalur penyelamatan yang diperuntukan untuk kendaraan yang alami rem blong idealnya punya alas dengan pasir tebal.
“Tujuannya untuk menyerap objek yang ada di atasnya (ban) agar terperangkap dan laju dari kendaraan yang blong tadi kecepatannya melambat,” kata Sony kepada Kompas.com, Sabtu (5/8/2023).
@pesonawisata965 #fyp #fyp #fyp??viral #busmania #remblong ? ? ???? ????? - Moreart
Sony menjelaskan, pada saat kendaraan blong dan masuk ke dalam jalur penyelamatan pasti akan dan melonjak –lonjak suspensinya.
Maka dari itu pengemudi dan kernet harus melakukan tindakan penyelamatan kepada penumpang berupa upaya-upaya untuk meminimalisir cedera.
Baca juga: Strategi United Luaskan Jaringan Penjualan Motor Listrik
“Contohnya instruksi dengan aba-aba, pegangan kursi, berlindung membungkuk di balik kursi (apabila tidak ada sabuk pengaman) sampai dengan hitungan ketika akan menabrak objek dan lainnya (untuk penyelamatan),” kata Sony.
Namun menurut Sony tindakan yang dilakukan oleh sopir bus tersebut sangatlah tepat. Hanya saja bus tersebut punya kondisi yang nampaknya dari sisi keselamatan kurang aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.