JAKARTA, KOMPAS.com - Chevrolet Spin menjadi salah satu pilihan kendaraan di segmen low multi purpose vehicle (LMPV).
Pertama kali diluncurkan pada April 2013, mobil ini cukup banyak diminati oleh konsumen Indonesia. Terbukti dengan penjualan Spin yang hampir mencapai 22.000 unit di tahun pertamanya.
Sayangnya, pada 2016, LMPV asal Amerika ini harus stop produksi disusul dengan hengkangnya perseroan di Indonesia pada tahun 2020.
Baca juga: Dikenal Minim Penyakit, Ini Masalah pada Chevrolet Captiva
Kendati demikian, populasi Chevrolet Spin masih banyak ditemui di jalan raya. Tak sedikit pemilik yang masih mempertahankan Chevrolet Spin karena dinilai desain yang cukup gagah serta mesin tangguh.
Namun seiring usia pakai, biasanya sudah banyak problem yang dialami oleh LMPV tujuh penumpang ini.
“Chevrolet Spin pada dasarnya ada tiga varian mesin (1.200 cc bensin, 1.500 cc bensin, dan 1.300 cc diesel). 1.5 cenderung tidak ada masalah, aman,” Rasim Rusdianto, pemilik dari bengkel spesialis Chevrolet, Mentari Motor, saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Selatan, Kamis (20/7/2023).
“Sementara untuk 1.2 cenderung ke cooling system (sistem pendingin) agak lemah seperti waterpump (pompa air), thermostat, mesinnya kan hampir sama dengan Aveo dan Trax, jadi penyakitnya hampir mirip,” lanjutnya.
Rasim melanjutkan, jika sistem pending bermasalah, biasanya akan memberi tanda melalui kode ‘89’ yang muncul pada layar speedometer.
“Biasanya kalau Spin akan keluar kode 89, atau dilihat fisiknya saja airnya pada bocor atau sering kurang,” kata dia.
Adapun untuk varian diesel, permasalahan yang dialami mobil Spin tidak jauh berbeda dengan Chevrolet Captiva, yakni menimpa bagian mesin. Hal ini bisa disebabkan karena penggunaan bahan bakar yang salah atau telat melakukan penggantian oli.
Baca juga: Pengendara Motor Nyaris Tertabrak Kereta, Harus Sabar di Pelintasan
“Kalau mesin diesel kembali lagi sama seperti Captiva. Penggunaan bakar yang tidak sesuai, penggantian oli yang terlambat dan lainnya,” kata Rasim.
Jika hal itu terjadi bisa mengenai injektor, dan untuk jangka waktu lama bisa membuat liner blok mesin aus sehingga kompresi mesin jadi lemah dan bisa bocor.
“Indikasinya oli mesin selalu berkurang sebelum masa ganti. Kalau ini terjadi untuk mengatasinya harus overhaul mesin,” ucap Rasim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.