Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Rian Mahendra tentang Fenomena Bus Pakai Klakson Basuri

Kompas.com - 12/06/2023, 16:51 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Bunyi klakson telolet merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi  dalam dunia bus Indonesia beberapa tahun terakhir.

Kini tren tersebut kian berkembang menjadi klakson basuri. Sama seperti euphoria bunyi klakson telolet, biasanya akan ada gerombolan anak-anak atau para pencinta bus yang sengaja menghadang agar sopir membunyikan klakson khas tersebut.

Hanya saja tidak sedikit pula yang menentang tren klakson basuri lantaran dianggap terlalu mengganggu karena menimbulkan kegaduhan.

Baca juga: Jajaran Motor Suzuki Bisa Tenggak Bahan Bakar Etanol sampai 20 Persen

Menanggapi fenomena tersebut, Rian Mahendra pemilik PO Mahendra Transport Indonesia (MTI) mengatakan, tren basuri ada sisi positif dan negatif. Sehingga dia tidak pernah melarang kreatifitas kru bus dalam memodifikasi bus.

“Aku dari dulu tidak pernah urusin variasi bus dari kru. Tapi aku selalu bilang siapapun yang pegang bus, mereka harus setor uang untuk kasih anak yatim piatu. Lalu mereka harus bisa variasi bus agar menjadi rasa kepedulian dan rasa kepemilikan untuk kendaraan. Jadi peraturan itu akan aku terapkan disini (PO MTI),” kata Rian kepada Kompas.com di pool bus MTI di bilangan Cawang, Jakarta Timur, Kamis (8/6/2023).

Suasana Terminal Kalideres, Jakarta Barat, terpantau belum adanya lonjakan penumpang bus AKAP menjelang libur Natal dan tahun baru 2022, Selasa (6/12/2022).kompas.com/REZA AGUSTIAN Suasana Terminal Kalideres, Jakarta Barat, terpantau belum adanya lonjakan penumpang bus AKAP menjelang libur Natal dan tahun baru 2022, Selasa (6/12/2022).

Menurut Rian, bila membicara modifikasi, biasanya kru bus akan menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Biasanya untuk mengubah satu bus sesuai keinginan, kru bus akan merogoh kocek lebih dari Rp 10 juta.

“Basuri saja bisa Rp 7 juta, belum lampu kolong dan karpet dalam. Tapi aku suka mereka jadi jaga betul bus,” kata Rian.

Baca juga: Hyundai Genjot Produksi Ioniq 5, Digeber 1.000 Unit per Bulan

Hanya saja, menurut Rian bila melihat antusias masyarakat yang ingin bus membunyikan klakson saat melintas sangatlah perlu perhatian khusus.

Apalagi, yang melakukan tersebut mayoritas adalah anak kecil yang mana akan berbahaya bila sampai ke tengah jalan untuk minta klakson basuri.

“Harus ada pembinaan buat anak-anak kecil yang suka di pinggir jalan itu supaya tidak ke tengah supaya minta basuri. Itu bahaya banget. Itu yang harus diawasi dan di kontrol. Basuri sendiri faedahnya membahagiakan orang sedikit dan pahala juga. Tapi juga bisa tidak ada faedahnya. Klakson itu apapun nada bunyinya tetap mengagetkan banyak orang,” kata Rian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau