Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

93 Persen Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik Ada di Indonesia

Kompas.com - 08/06/2023, 17:31 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) menyatakan bahwa Indonesia memiliki 93 persen dari total komponen pada baterai kendaraan bermotor listrik.

Komponen dimaksud, dijelaskan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Taufiek Bawazier merupakan produk nikel dan turunannya.

"Dalam baterai semua bahan bakunya ada di Indonesia sekitar 93 persen. Sisa 7 persennya lithium yang mungkin kita perlu impor," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Belum Meluncur Suzuki XL7 Hybrid Sudah Ada Diskon, Tembus Rp 20 Juta

Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leafassemblymag.com Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leaf

Sementara produk turunan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik umumnya menggunakan metode hydrometallurgy.

Indonesia, lanjut Taufiek, saat ini sudah tiga smelter di Indonesia dengan metode hydrometallurgy yang beroperasi.

"Ini ada tiga perusahaan yang beroperasi, yang konstruksi belum ada, dan FS ada 1. Dan inilah sebetulnya kapasitas nasional 950.000 ton yang bisa dimanfaatkan untuk paling tidak setelah pabrik baterai kita cukup kuat, ini bisa men-supply bahan baku nasional ke dalam ekosistem EV di dalam negeri," ucapnya.

Lebih rinci, Taufiek mengatakan bahaw ntuk baterai motor listrik dayanya 1,44 kWh. Sementara, untuk baterai mobil listrik dayanya 60 kWh.

Baca juga: Pertamina Sebut BBM Baru Bioetanol Berada di Atas Pertamax

Ilustrasi baterai mobil listrik LG Chemhttps://www.caixinglobal.com/ Ilustrasi baterai mobil listrik LG Chem

Dia mengatakan, untuk per kWh dibutuhkan nikel 0,77 kg, mangan 0,096 kg, dan kobalt 0,096 kg.

Taufiek mengaku, pihaknya telah memiliki hitung-hitungan kebutuhan nikel untuk baterai kendaraan listrik. Rinciannya, pada tahun 2025 dibutuhkan 25.133 ton, tahun 2030 sebanyak 37.699 ton, dan 2035 sebanyak 59.506 ton untuk memenuhi produksi baterai kendaraan listrik.

"Dan itu dengan kapasitas nasional sebetulnya sudah mampu untuk di-supply. Ini yang perlu diperkuat lagi investasi pabrik baterai yang bisa mendukung ekosistem kita," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau