Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biasakan Cek Tekanan Udara Ban, Bisa Menghemat BBM Motor

Kompas.com - 22/05/2023, 19:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi harga BBM pada saat ini memang sudah naik, seiring dengan harga minyak global. Oleh karena itu, pengendara motor sebisa mungkin menjaga motornya agar tetap hemat BBM.

Untuk berkendara hemat, ternyata tidak begitu sulit selama mengikuti rekomendasi dari pabrikan. Salah satu contoh rekomendasi yang diberikan oleh pabrikan adalah soal tekanan udara pada ban.

Sayangnya, orang Indonesia sering kelewatan dalam mengecek tekanan udara pada ban motornya. Biasanya, selama ban masih bulat, motor masih bisa bergerak, maka jalan saja, aman.

Baca juga: Motor Listrik Sporty Yadea Keeness Siap Meluncur Tahun Ini

Ilustrasi kuras mesin motorDok. AHM Ilustrasi kuras mesin motor

Padahal, menurut Wahyu Budhi, Instruktur Technical Service Department Wahana Makmur Sejati (WMS) tekanan udara yang sesuai anjuran bukan cuma menghadirkan rasa nyaman, tapi juga menambah irit konsumsi BBM.

"Sekilas sepele, namun jika mengikuti anjuran pabrikan hal sepele seperti tekanan udara yang ideal atau penggantian oli yang rutin mengakibatkan motor lebih irit," kata Wahyu dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Minggu (21/5/2023).

Tips irit yang lain adalah melakukan perawatan rutin, seperti ganti oli. Perlu diingat, oli punya usia pakai, kualitasnya akan terus menurun seiring dengan penggunaan motor.

Baca juga: Kritik Penerobos Lampu Merah, Pengemudi Mobil Malah Dirujak Netizen

Biasanya, pemilik disarankan mengganti oli setiap 2.000 Km sekali atau kalau motor jarang digunakan bisa per enam bulan. Jadi nantinya oli yang ada di ruang mesin masih bagus dan bisa meringankan kerja mesin.

Tips lain dari Wahyu adalah dengan memeriksa sistem pengapian, terutama pada busi. Sebaiknya, busi harus dalam kondisi yang bagus, agar bisa menghasilkan ledakan yang sempurna dan tenaga yang keluar jadi maksimal.

Sebenarnya, melakukan modifikasi untuk meningkatkan performa juga akan memengaruhi konsumsi BBM. Apalagi jika modifikasi dilakukan dengan asal-asalan, maka hasilnya tidak akan maksimal dan motor semakin boros.

"Pengukuran yang kurang tepat pada modifikasi mesin yang fokus pada kecepatan akan pengaruhi konsumsi bensin dan rentan kerusakan," kata Wahyu.

Belum lagi jika modifikasinya sudah mendalam, sampai ke bagian internal mesin, kelistrikan, dan saluran buang. Jika tidak tepat modifikasinya, korbannya adalah mesin jadi rusak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com