JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan radio untuk komunikasi antara tim dengan pebalap MotoGP kembali diuji coba. Sejauh ini, penggunaan radio tersebut masih menuai pro dan kontra.
Pada sesi tes resmi di Sirkuit Jerez, Spanyol, beberapa pebalap kembali mencoba radio komunikasi tersebut. Sebagian mendukung, tapi sebagian lagi menyebutkan sulit untuk diterapkan.
Baca juga: Finis Ke-7 MotoGP Spanyol, Pedrosa Menikmati Balapan di Jerez
Untuk diketahui, radio komunikasi tersebut disematkan di helm. Jadi, tim atau Race Direction bisa memberikan informasi terkait jalannya balapan. Namun, komunikasinya berjalan satu arah, pebalap hanya bisa menerima pesan.
Berikut ini beberapa komentar pebalap MotoGP soal radio komunikasi di helm:
Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2023, Bagnaia Rebut Puncak Klasemen dari Bezzecchi
"Sistem seperti ini bisa sangat membantu dalam situasi seperti kecelakaan atau bendera merah. Bagaimana pun juga, implementasinya sulit, karena kami banyak bergerak di motor dan tidak tetap seperti balap mobil. Tapi, kami akan melihat apa keputusan yang akan dibuat tentang ini saat rapat berikutnya," ujar Alex, dikutip dari Speedweek.com, Selasa (2/5/2023).
"Saya tidak mencoba, tapi saya tertarik. Ini adalah selangkah maju menuju masa depan. Tapi, Anda harus berhati-hati di motor, itu bisa saja mengganggu. Tidak seperti di mobil, tapi ini bisa menjadi peningkatan. Kenapa tidak? ini bisa menjadi menarik," kata Di Giannantonio.
"Menurut saya, implementasinya mustahil. Ini tidak bahaya, tapi mustahil. Kami tidak butuh itu. Kami tidak punya waktu untuk bernafas. Ketika Anda dengar seseorang berbicara, itu sangat mengganggu," kata Marini.
"Anda bisa mengirim kami notifikasi di dasbor, tidak masalah. Saya tidak tahu bagaimana semuanya bisa menerimanya. Mereka hanya bisa bicara dengan kami di trek lurus. Jika pesan radio terlambat, itu akan menjadi masalah. Begitu pula saat mengerem masuk tikungan atau sedang bersaing ketat dengan pebalap lain," ujarnya.
"Selama tiga lap mendengar 'bendera merah, bendera merah, bendera merah!'. Menurut saya, jika Anda bisa menggunakannya dengan tepat, itu bisa menjadi bagus, bisa aman. Tapi, sepertinya kami tidak butuh banyak orang berbicara melalui radio," ujar Quartararo, dikutip dari Crash.net, Selasa (2/5/2023).
"Ini harus benar-benar hanya untuk darurat, karena sulit ketika Anda sedang berkendara dan mendengar sesuatu di telinga. Tapi, jika untuk keamanan kami bisa melakukannya, khususnya ketika bendera merah atau ada motor di tengah trek, ini bisa sangat membantu," katanya.
"Menurut saya, bagus untuk menggunakan radio komunikasi. Tapi, hanya untuk kasus yang benar-benar penting, seperti bendera merah, oli di trek, sesuatu yang berhubungan dengan bahahya. Tapi, bukan untuk pembicaraan tim," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.