JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian nahas dan situasi tidak mengenakkan bisa terjadi saat berkendara. Walaupun pengemudi senantiasa berhati-hati, potensi bahaya dari faktor eksternal masih ada.
Sebagai contoh pada momen arus balik lebaran dengan kondisi jalan yang ramai. Akhir-akhir ini, banyak dijumpai video di media sosial yang menunjukkan seputar konflik di tengah lalu lintas.
Konflik tersebut berupa perdebatan saat terjadinya tabrakan, bahkan banyak modus pura-pura ditabrak sampai akhirnya berjung cekcok antar pengemudi.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, menyarankan pengemudi untuk menggunakan dashcam supaya terhindar dari situasi runyam karena kelalaian pengguna jalan yang lain.
Baca juga: Potret Macet Parah di Puncak, Mobil Tidak Bergerak 12 Jam
“Dashcam itu perlu, menimbang perilaku mayoritas pengendara dan ramainya situasi lalu lintas di Indonesia,” ucapnya kepada Kompas.com, Senin (24/4/2023).
Menurut dia, dashcam akan sangat bermanfaat sebagai standing point pemilik kendaraan supaya bisa membuktikan diri bilamana terjadi konflik dengan pengemudi lain.
Selain itu, dashcam juga bisa menyelamatkan pengemudi dari modus-modus penipuan yang kini cukup marak terjadi, yakni tuduhan penabrakan yang dilakukan oleh oknum-oknum.
“Ini sering terjadi dan sebenarnya modus lama. Ada oknum yang sengaja menabrakkan kendaraannya ke mobil kemudian menuduh pengemudi yang ditabrak. Kalau ada dashcam, jadinya kan ada bukti yang menunjukkan situasi sebenarnya bagaimana,” ujarnya.
Sony menambahkan, fungsi utama dashcam tentunya hanya sebagai alat pembuktian saat diperlukan. Utamanya, pengemudi selalu dianjurkan untuk berkendara dengan aman, sopan, dan tidak mudah emosi selama di perjalanan.