Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan Mobil Bupati Kuningan, Mengantuk Jangan Nyetir

Kompas.com - 05/04/2023, 06:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil yang ditumpangi Bupati Kuningan Acep Purnama menabrak lima motor di Jalan RE Martadinata, Kecamatan Sindang Agung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).

Kecelakaan tersebut menyebabkan tiga orang yang tewas dan satu orang luka berat. Sopir Toyota Hilux 4x4 mengaku mengantuk saat mengendarai mobil dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: Ekspansi Diler Motor Listrik Volta, Coba ke Luar Pulau Jawa

Kasat Lantas Polres Kuningan, AKP Vino Lestari mengatakan, dari pemeriksaan terungkap sopir mengantuk sehingga mobil yang ia kendarai keluar dari lajur dan menabrak sejumlah motor.

"Hasil olah TKP sudah dinyatakan bahwa sopir sebagai tersangka karena memang yang bersangkutan keluar dari lajurnya hingga menyebabkan kecelakaan. Kami sudah amankan," kata Vino dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Vino mengatakan, saat kecelakaan mobil melaju dengan kecepatan normal namun melawan arus dan dikawal patwal. Karena ngantuk sopir tidak mengerem sehingga menabrak lima motor dan menewakan 3 orang.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar.

Baca juga: Apakah Ban Bekas Masih Aman Dipakai?

“Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan otak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan,” ucap Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sony bilang kalau pengemudi yang mengantuk, setengah dari pikirannya sudah berada di bawah alam sadar. Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya.

Baca juga: Vespa Primavera Color Vibe, Dijual Terbatas Rp 60 Juta

“Perilakunya loss, ketika mengemudi ya hanya lurus tanpa kontrol, dan berhenti ketika sudah menabrak obyek didepan atau samping kiri kanannya,” kata Sony.

Sony menjelaskan, mengantuk sebenarnya disadari pengemudi, tapi malas beristirahat. Ada saja pengemudi yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.

“Banyak yang bertindak menyiasati dengan ngerokok, ngobrol, ngopi, bernyay dan lain-lain, padahal otak sudah melemah. Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau