Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Tahu, Ini Dampak Ban Mobil yang Kelebihan dan Kekurangan Udara

Kompas.com - 29/03/2023, 14:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perawatan ban mobil sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah. Salah satu bentuknya dengan menjaga tekanan udara melalui pengecekan yang rutin.

Meski demikian, walau sudah ada pedoman pengisian tekanan udara ban yang jadi standar pabrikan, tak jarang pemilik mobil asal dalam memberikan tekanannya.

Kondisi tersebut terkadang membuat tekanan udara yang masuk tak sesuai dengan rekomendasi, lantaran bisa kurang atau lebih.

Sebelumnya, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan, baiknya pemilik mobil melakukan pengisian tekanan udara sesuai rekomendasi pabrikan.

Baca juga: Pilihan MPV Murah di Bawah Rp 250 Juta untuk Mudik Lebaran

Isi Angin Ban MobilDicky Aditya Wijaya Isi Angin Ban Mobil

Caranya cukup melihat spesifikasi melalui tabel stiker yang biasanya terletak di pintu pengendara. Karena bila tekanan udara tak sesuai, makan bisa memberikan dampak yang merugikan.

"Kalau tekanan udara pada ban itu kurang, dampak negatifnya akan lebih banyak dibanding kelebihan udara," kata Zulpata beberapa waktu lalu.

Saat tekanan udara pada ban kurang, otomatis akan membuat mobil menjadi lebih berat ketika dijalankan dan boros bahan bakar.

Bahkan besar kemungkinan membuat usia pakainya jadi lebih pendek sampai menyebabkan risiko yang fatal.

Baca juga: Apa Benar Karakter Ban MT Bergetar Saat Digunakan di Aspal?

Zulpata menjelaskan, karena tekanan udara kurang, makan ban akan mengalami defleksi yang berlebih. Imbas dari hal tersebut, membuat permukaan panas dan berbahaya saat berkendara di kecepatan tinggi.

Test Drive Chery Tiggo 8 PHEV di Wuhu, ChinaChery Test Drive Chery Tiggo 8 PHEV di Wuhu, China

Hal serupa juga disampaikan Customer Engineering Support Michelin Indonesia Muhammad Fachrul Rozi. Menurutnya, imbas tekanan udara yang kurang akan berpotensi membuat pecah ban.

"Tekanan udara yang kurang akan membuat temperatur ban lebih cepat panas karena permukaan yang bergesekan dengan aspal makin besar. Selain udara yang panas, ban juga harus menahan beban kendaraan yang berat," kata Fachrul.

Kondisi tersebut membuat sisi samping ban tidak kuat menahan dan akhirnya mengalami pecah ban. Hal ini pun sekaligus menjawab bila kasus pecah ban sebenarnya terjadi karena tekanan udara yang kurang, bukan kelebihan.

Baca juga: Bahaya Laten Kerikil yang Bersarang di Alur Ban Mobil

Sedangkan bila ban kelebihan udara, menurut Fachrul, akan lebih mengganggu sektor kenyamanan berkendara. Mobil biasanya akan tidak stabil lantaran cengkraman ban ke permukaan menjadi lebih kecil.

Merapah Trans-Sumatera 2022 dengan Honda BR-V Prestige Honda Sensing Kompas.com/Adityo Merapah Trans-Sumatera 2022 dengan Honda BR-V Prestige Honda Sensing

Dampak lain akan membuat ban mudah selip dan tak bisa menyerap benturan dari jalan dengan baik. Terakhir, ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang banyak bergesekan dengan permukaan jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau