Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Banyak Kecelakaan Fatal di Tol Trans-Jawa

Kompas.com - 21/03/2023, 15:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan tol merupakan ruas jalan yang rawan kecelakaan lalu lintas. Meski sebenarnya ruas ini memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dibanding jalan umum.

Salah satu ruas tol yang kerap terjadi insiden kecelakaan hingga terjadi fatalitas adalah Tol Trans-Jawa.

Sebelumnya, Indonesia Toll Road Watch (ITRW) mencatat, ada tiga ruas Jalan Tol Trans-Jawa yang dinilai sangat berbahaya dan butuh konsentrasi tinggi untuk melintasinya.

Ketiganya ruas tersebut adalah Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), dan Tol Batang-Semarang.

Baca juga: Daftar Harga Motor Listrik Penerima Subsidi, Dijual mulai Rp 7 Jutaan

“Tol Batang-Semarang ada dua titik yang sangat rawan dan berbahaya yakni Km 355 dan Km 358,” ucap Koordinator ITRW Deddy Herlambang, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/3/2023).

Menurutnya, jalan tol ini dinilai berbahaya dan rawan karena minim penerangan jalan. Akibatnya, kondisi di ruang-ruang main road (jalan utama) gelap sehingga perlu konsentrasi ekstra.

“Bila terus berkendara dengan konsentrasi tinggi tanpa jeda selama lebih dari dua jam, akan menyebabkan pengemudi cepat lelah hingga akhirnya mengantuk (sindrom kelelahan kronis),” kata Deddy.

Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol cikopo palimanan di Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol cikopo palimanan di Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Sistem satu arah atau one way mulai diterapkan di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tol Batang-Semarang di Jawa Tengah pada H-6 Lebaran 2019, Kamis (30/5).

Sementara pada arah berlawanan, sorotan lampu jauh (high beam) dari kendaraan lain ikut berkontribusi menambah akut sindrom kelelahan ini.

“Dua lajur jalan tol tidak dilengkapi dengan peredam silau pada masing-masing markanya. Tentu kondisi ini menambah berat sindrom kelelahan pengendara,” ucap Deddy.

Sementara itu, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, kecelakaan yang kerap terjadi di ruas tol tersebut tidak terkait dengan geometrik dan fasilitas jalan tol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com