SEMARANG, KOMPAS.com - Peraturan di setiap SPBU hampir sama, yaitu terdapat larangan merokok, menggunakan ponsel dan harus mematikan mesin. Alasannya, potensi kebakaran meningkat karena uap bahan bakar yang tinggi saat proses pengisian bahan bakar
Sebagaimana diketahui, ponsel yang aktif terhubung jaringan untuk layanan provider. Lantas, apakah memang sinyal seluler mudah memicu kebakaran?
Supervisor Pengawas SPBU Coco Ahmad Yani Semarang Purnomo mengatakan, sinyal dapat berubah menjadi energi panas yang menyambar uap bahan bakar. Bahkan, prosesnya sangat cepat bila dibandingkan api dari puntung rokok.
"0,5 detik api menjalar ke bahan bakar. Sangat cepat, itu bisa digambarkan uap bertemu medan magnet," kata Purnomo kepada Kompas.com, beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: Ini Alasan Saat Isi BBM Pengendara Harus Turun dari Motor
Percikan api yang timbul, kata dia, cepat membesar karena bidang panas yang besar dan berada di udara bebas.
Untuk menghindari kebakaran, Purnomo menyarankan, kepada konsumen untuk menjauh dari lubang pengisian bahan bakar setiap di SPBU.
"Api tau-tau membesar kan siapa pun belum siap. Antisipasinya jangan mendekat ke lubang pengisian mobil dan nozzle SPBU. Tiap orang bisa memancarkan gelombang radio aktif," kata Purnomo.
Baca juga: Kebakaran SPBU Diawali Percikan Api, Ingat Bahaya Laten Mengisi BBM
Area Manager Communication, Relations, dan CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan, anjuran untuk menghindari risiko melalui larangan tertulis maupun teguran lisan petugas SPBU dibuat untuk kebaikan bersama.
"Melanggar ditegur, jangan marah. Itu demi kebaikan kita, petugas mengingatkan bahaya biar konsumen sadar. Risiko pengisian BBM besar," kata Brasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.