JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini seorang pengendara mobil menodongkan senjata airsoft gun ke sopir truk yang sedang melintas di Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/1/2023).
"Mobil sama truk. Jadi pengendara mobil ini nodongin airsoft gun ke (sopir) truk," ucap Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana dikutip dari Kompas.com.
Pelaku yang merupakan pria berinisial JW (24) yang menggunakan mobil Honda Brio bernomor polisi B 1228 CYD, tiba-tiba menodong dengan senjata airsoft gun ke sopir truk berinisial PS (30) saat terjadi kemacetan. Sebelum mengeluarkan senjata, pelaku terlibat saling salip-menyalip dengan sopir truk.
Baca juga: AISI Terbuka bila Merek Motor Listrik Baru Mau Bergabung
Saat ini korban PS dan pelaku JW telah lakukan pemeriksaan, dan keduanya bersepakat untuk diselesaikan secara kekeluargaan, saling memaafkan dan sudah pulang ke rumah masing-masing.
Menanggapi hal tersebut, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, jika setiap pengendara tidak bisa sembarangan membawa senjata karena berbahaya. Biasanya orang yang mempunyai senjata akan sulit mengontrol emosi.
“Airsoft gun sekalipun, membahayakan kalau dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Orang yang memegang senjata lebih mudah tersulut emosi, egonya lebih tinggi dan cenderung brutal kalau tidak terlatih mentalnya,” kata Sony kepada Kompas.com, Sabtu (14/1/2023).
Sony menjelaskan, jika berada di kemacetan lalu lintas akan berdampak bagi semua pengguna jalan. Maka dari itu tidak ada yang lebih prioritas, baik kasta orang maupun jenis kendaraan yang digunakan.
“Jadi terima saja kondisi tersebut dan apabila emosi tidak terkontrol akibat lelah, ngantuk dan lainnya, segera menepi untuk menyegarkan,” kata Sony.
Sony menyarankan, ketika terjebak macet di perjalanan sebaiknya otot-otot dilemaskan agar darah lancar, syaraf dikendorkan dengan melihat pemandangan hijau, mencium udara yang bersih dan meditasi 5 menit agar pikiran dapat jernih.
Baca juga: Mercedes-Benz Mulai Tes Jalan SUV Listrik EQG
Kalau terjadi sedang di kondisi jalan yang bottleneck, sikapi dengan santai dan tidak perlu memaksa.
Kemudian, duduk sempurna saat berkendara maksimal 3-4 jam, dengarkan musik yang membuat nyaman, bila perlu tambahkan aroma pada kabin yang membuat pikiran segar, selalu berpikiran positif dan hargai orang lain dan selalu mengalah juga sopan.
“Kadang ego merasa kastanya lebih tinggi atau bawa senjata untuk menakuti membuat pengemudi banyak yang tidak mau kalah. Kebiasaan baik itu tidak bisa terjadi kalau tidak dipupuk dan diterapkan. Butuh keikhlasan, kesadaran dan pikiran yang jernih,” kata Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.