JAKARTA, KOMPAS.com - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) memprediksi tren permintaan kendaraan listrik di dalam negeri akan meningkat pada tahun ini. Hal terkait seiring dengan kondisi ekonomi dan industri otomotif yang juga bergerak positif.
Belum lagi, pemerintah berencana mengeluarkan insentif pembelian kendaraan listrik di Indonesia dengan besaran sampai Rp 80 jutaan.
DIrektur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, sebenarnya animo pasar ke kendaraan listrik pada 2022 cukup besar. Namun, permintaan itu belum sepenuhnya bisa direspons oleh pabrikan karena adanya kendala produksi.
Baca juga: Penyebab Harga Tesla Bekas Turun Drastis
"Potensi sangat besar, tapi untuk tahun 2022 nasabah masih banyak bertanya karena mungkin ada peralihan teknologi dari bahan bakar fosil ke tenaga listrik ya," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (2/1/2023).
"Mudah-mudahan dengan berbagai insentif pemerintah pada tahun 2023 ini akan lebih baik. Karena kalau kami lihat yang fleet sudah banyak permintaan," lanjut Azizatun.
Ia menjabarkan, untuk menyambut tren kenaikan pasar pada 2023 yang indikatornya terlihat dari tahun lalu, pihaknya sudah menyiapkan beberapa langkah bisnis.
“Kami bekerja sama dengan berbagai ATPM dan dealer, mengeluarkan program khusus bagi pembiayaan kendaraan bermotor listrik," imbuh dia.
Baca juga: Fenomena Pengendara Motor Ugal-ugalan di Jalan
Selain itu, pihaknya akan memberikan perhargaan kepada agen atau insentif-insentif sehingga menjadi lebih semangat.
Tidak sampai di sana, BRI Finance juga disebut mempersiapkan jaringan pelayanan untuk mengoptimalkan dukungan bank BRI sebagai perusahaan induk. Kemudian, perseroan pun bakal memanfaatkan pipeline pembiayaan bagi debitur korporasi terutama BUMN dan instansi pemerintah.
"Jadi, ketika ada nasabah potensial yang mau membeli kendaraan listrik bisa melalui BRI Finance,” kata dia.
Baca juga: Daftar Harga Aki Mobil per Januari 2023
Sebagai informasi, berdasarkan analisis perkembangan uang beredar Bank Indonesia, kredit kendaraan bermotor mencapai Rp 113,8 triliun sampai Oktober 2022, atau tumbuh 16,2 persen secara tahunan.
Angka tersebut kemudian kembali naik menjadi Rp 116,2 triliun pada November 2022 alias tumbuh 16,4 persen dibanding tahun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.