Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedakan Ambulans Palsu dan Asli di Jalanan

Kompas.com - 24/12/2022, 16:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kasus ambulans berstiker partai Nasdem yang melawan arus di Puncak, Kabupaten Bogor sudah diamankan Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Jumat (23/12/2022).

Kronologi kejadian, ambulans datang dari arah Jakarta menuju Puncak sambil menyalakan sirine. Selain itu, ada dua bus yang mengikuti di belakang, beriringan dan melawan arus lalu lintas.

Kasat Lantas Polres Bogor AKP Dicky Anggi Pranata menjelaskan, ambulans dengan nomor polisi B 1489 UKP ditindak saat melakukan rekayasa lalu lintas di Simpang Gadog.

Baca juga: Kasus Ambulans Berstiker Nasdem di Puncak, Kendaraan Ditilang dan Disita

Mobil ambulans berstiker Partai Nasdem melawan arus lalu lintas di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Mobil ambulans berstiker Partai Nasdem melawan arus lalu lintas di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

"Kami mendapati ada satu kendaraan ambulans yang diikuti dua kendaraan bus beriringan itu melawan arus dengan menghidupkan strobo. Petugas kami di lapangan segera ambil langkah untuk melakukan pengecekan, apakah emergency atau tidak," ucapnya kepada Kompas.com, Sabtu (24/12/2022).

Ambulans berstiker salah satu partai tersebut, ketika diperiksa ternyata bukan untuk kondisi darurat. Kendaraan dibawa untuk keperluan pribadi, selain itu surat-suratnya pun masih untuk mobil pribadi, bukan ambulans.

Untuk mencegah penyalahgunaan, Sat Lantas Polres Bogor selalu melakukan pemeriksaan pada ambulans yang melintas. Jadi dipastikan, apakah memang dalam kondisi darurat atau tidak.

Baca juga: Begini Cara Ampuh Cegah Ngantuk Saat Mengemudi di Jalan Tol


"Ambulans yang melintas di kawasan Puncak, kami akan cek karena sering kali kami dapati kendaraan tersebut disalahgunakan," kata Dicky.

Kejadian ambulans membawa bukan pasien darurat sering terjadi. Apalagi di jalanan Puncak memang situasi lalu lintasnya selalu padat, jadi ada orang yang memanfaatkan prioritas yang dimiliki ambulans.

"Kendaraan ini kan disiapkan untuk manfaat yang baik, membantu orang sakit, kritis, kembalikan sebagaimana fungsinya, jangan berusaha untuk mencari celah. Kalau kedapatan sama kami akan dilakukan penindakan," ucap Dicky.

Mobil ambulans berstiker Partai Nasdem melawan arus lalu lintas di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Mobil ambulans berstiker Partai Nasdem melawan arus lalu lintas di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

Mengenai perbedaan antara ambulans yang asli dan disalahgunakan sebenarnya sulit untuk dilakukan. Hal ini seperti yang dikatakan Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia.

"Susah, karena banyak di sini yang pura-pura untuk kepentingan pribadinya. Kecuali distop sesaat kalau melanggar dan harus dikawal," ucap Sony.

Menurut Sony, cara untuk mengetahui ambulans tersebut asli adalah dengan warna dasarnya. Warna dasar ambulans itu putih dengan bertuliskan 'Ambulance' atau Ambulans ditambah logo palang merah.

"Kalau sekarang banyak yang ada logo-logo sponsor, sebaiknya sudah harus ditertibkan oleh Polisi dan Depkes," kata Sony.

Kemudian, ambulans yang asli biasanya menggunakan pengemudi bersertifikat ditambah ada pendampingan petugas medis. Serta pada bagian dalamnya ada peralatan medis yang digunakan untuk pertolongan pertama.

Oleh karena itu, pemeriksaan yang sudah dilakukan Polres Bogor sebenarnya satu-satunya cara membedakan ambulans. Kalau memang saat diperiksa ambulans sedang membawa pasien atau kondisi darurat, maka petugas di lapangan siap mengawal sampai tujuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau