Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Bahaya Microsleep Saat Perjalanan Liburan Nataru

Kompas.com - 24/12/2022, 06:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang memanfaatkan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk pergi ke luar kota menggunakan mobil pribadi. Namun, pengemudi harus ekstra hati-hati dan waspada akan bahaya microsleep.

Microsleep merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan dan tertidur sepersekian detik saat sedang menyetir. Meski hanya sepersekian detik, tapi akibatnya bisa fatal.

Baca juga: Kemenhub Prediksi Titik Kemacetan Saat Libur Nataru

Sebab, microsleep terjadi sangat cepat dan dengan laju mobil dalam kecepatan tinggi, tentu dampaknya akan sangat mematikan. Tak sedikit yang menyiasatinya dengan minum kopi atau mendengarkan musik. Padahal, cara tersebut hanya bersifat sementara.

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, cara tersebut hanya bisa membuat pengemudi terasa tidak mengantuk.

"Itu siasat pengemudi supaya enggak ngantuk. Padahal, otaknya sebetulnya sudah sampai maksimal tuh, sudah panas. Jadi asumsi saja, ketika mereka melakukan itu, kelihatannya enggak ngantuk. Tapi, otaknya yang tidur nanti," ujar Sony, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Begini Skema Contraflow Arus Mudik Nataru di Jalan Tol

Menurut Sony, satu-satunya cara atau solusi yang paling ampuh dalam menghindari microsleep adalah tidur yang cukup. Istirahat tidak hanya dilakukan sebelum perjalanan, tapi di tengah perjalanan pun juga perlu.

Ilustrasi mengantuk saat berkendara.albayan Ilustrasi mengantuk saat berkendara.

"Memang banyak sekali kita melewati atau melakukan perjalanan jauh ini tidak melakukan aktivitas istirahat secara berkala. Padahal, itu penting. Mengemudi maksimal, kemudian diselingi dengan istirahat," kata Sony.

Istirahat bisa dilakukan dengan cara melakukan peregangan atau tidur sekitar 15 menit. Selain itu, penting juga untuk mengatur waktu berhenti di tengah perjalanan. Disarankan untuk berhenti setiap dua jam sekali.

"Dia harus segera atur, di mana dia harus segera berhenti. Mengemudi maksimal tiga jam, lakukan perenggangan terhadap otot, saraf dan otak," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau