Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Produksi Mobil Listrik di Indonesia Tembus 14.000 Unit

Kompas.com - 24/10/2022, 15:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini sedikitnya ada empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, dan 35 perusahaan roda dua dan tiga listrik di Tanah Air.

Dengan total investasi yang masuk sebesar Rp 1,87 triliun, sebenarnya kini Indonesia memiliki kapasitas produksi kendaraan listrik yang mumpuni. Tak kalah dengan negara lain khususnya di Asia Tenggara.

"Kapasitas produksinya untuk bus itu 2.480 unit, 14.000 unit mobil listrik, serta 1,04 juta unit untuk kendaraan roda dua atau tiga listrik," kata Agus, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Pabrik Jadi Fakor Krusial bagi Citra Mobil China di Indonesia

Mobil listrik BMW iX jadi kendaraan dinas kepolisianDok. BMW Mobil listrik BMW iX jadi kendaraan dinas kepolisian

Pada 2025 nanti, Kementerian Perindustrian juga menargetkan jumlah kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia 400.000 unit. Angka itu merupakan 25 persen dari total produksi kendaraan bermotor roda empat yang akan mencapai 1,6 juta unit.

Sementara pada 2035, target produksi makin bertambah menjadi 1 juta unit KBLBB roda empat atau lebih dan 3,22 juta untuk yang roda dua.

Meski demikian, ia memastikan kendaraan dengan pembakaran berbahan bakar fosil atau internal combustion engine (ICE) masih akan tetap diproduksi di Indonesia.

“Perkembangannya sangat progresif. Banyak pelaku indsutri otomotif dan investor baru datang ke kami menunjukkan keseriusan untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk industri produsen baterai EV (Electric Vehicle),” kata Agus.

Baca juga: Perusahaan Penyedia Jasa Sewa Kendaraan Ini Fasilitasi Uji Emisi Gratis

Ilustrasi kendaraan listrik(Dok. Shutterstock/ Smile Fight) Ilustrasi kendaraan listrik

Target peningkatan produksi kendaraan listrik hingga 2035 itu berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian dapat menghemat penggunaan bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon hingga 12,5 juta barel atau 4,6 juta ton CO2 untuk roda empat atau lebih.

Serta, sebanyak 4 juta barel atau 1,4 juta ton CO2 untuk kendaraan roda dua.

Agus mengakui, ada beberapa tantangan untuk mempercepat pembangunan ekosisten dan popularisasi penggunaan kendaraan lsitrik nasional di antaranya ketersediaan jaringan charging station, swap station, hingga harga kendaraan listrik yang masih lebih mahal dari kendaraan ICE.

“Juga kapasitas baterai yang mempengaruhi jarak tempuh, serta kompetnesi sumber daya manusia industri itu sendiri. Karena itu pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus memacu inovasi dan pengembangan itu,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau