Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

KNKT Minta Klakson Telolet Dilarang untuk Kurangi Risiko Kecelakaan

Kompas.com - 19/10/2022, 13:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah merilis hasil investigasi kecelakaan truk Pertamina di Cibubur yang menewaskan 10 orang beberapa waktu lalu.

Hasil dari investigasi KNKT, penyebab kecelakaan adalah truk yang mengalami gagal pengereman. Penyebabnya adalah kurangnya persediaan udara di tangki udara sehingga tidak kuat untuk lakukan pengereman.

“Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem yang tidak standar,” lanjut laporan tersebut.

Baca juga: KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Truk BBM di Cibubur

Truk BBM Pertamina terlibat kecelakaan maut di Jalan Raya Alternatif Cibubur atau Transyogi, wilayah Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/7/2022). Truk Pertamina tersebut menabrak sejumlah motor dan mobil. Delapan pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang diduga akibat rem truk blong.KOMPAS.com/Joy Andre Truk BBM Pertamina terlibat kecelakaan maut di Jalan Raya Alternatif Cibubur atau Transyogi, wilayah Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/7/2022). Truk Pertamina tersebut menabrak sejumlah motor dan mobil. Delapan pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang diduga akibat rem truk blong.

Berdasarkan laporan tersebut, KNKT juga memberikan rekomendasi kepada beberapa pihak, salah satunya adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat). Tujuan rekomendasi ini adalah agar kecelakaan serupa bisa diminimalisir.

Rekomendasi pertama adalah Dirjen Hubdat untuk sementara melarang semua penggunaan klakson tambahan yang instalasinya mengambil tenaga pneumatic dari tabung udara sistem rem.

"Sambil merumuskan kebijakan teknis yang tepat untuk memenuhi kebutuhan klakson pada kendaraan besar di Indonesia yang memiliki karakterisrik tersendiri," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Jalan Tol Layang Terpanjang di Indonesia, Pakai 9.000 Tiang Pancang

Soal klakson tambahan seperti telolet memang kerap dipasang oleh pengemudi. Biasanya, klakson tersebut memang membutuhkan udara sebagai sumber dayanya, dan kadang udaranya diambil dari tangki sistem pengereman.

Rekomendasi kedua adalah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap ketentuan ini baik melalui pengujian kendaraan bermotor maupun pembinaan kepada asosiasi transportis kendaraan barang dan penumpang.

Pada laporan tersebut, ditampilkan juga foto tindakan keselamatan yang dilakukan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang melepas dan melarang pemasangan klakson tambahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke