JAKARTA,KOMPAS.com - Shockbreaker belakang motor sangat menentukan kenyamanan berkendara, sebab bantingan suspensi yang empuk, bisa bikin betah berlama-lama duduk di atas jok.
Karena itu, komponen utama ini masuk dalam daftar perawatan wajib. Salah satunya, cek kondisi fisik dan fungsinya normal atau bermasalah. Bila ditemukan rembesan oli, maka menandakan suspensi sudah tidak normal.
Suspensi belakang, bisa dibilang tugasnya jauh lebih berat. Terlebih, membawa bobot muatan penumpang atau barang berlebihan.
Sehingga, biasanya usia pakainya lebih singkat dibanding dengan shockbreaker depan. Padahal jika rusak, bantingan jadi keras dan 'ngayun'.
Meski begitu, pergantian shockbreaker juga tak boleh asal. Salah satu yang membuat para pemilik tergiur, yakni beberapa model aftermarket menawarkan ukuran lebih panjang dari standar.
Jika dipasang, otomatis ketinggian body belakang motor berubah. Motor jadi nungging. Ini jadi alasan banyak yang suka, sebab bisa ganti baru sekaligus modifikasi ringan.
Namun, perlu diperhatikan ternyata ganti ukuran shockbreaker belakang dengan travel lebih panjang tidak baik. Mengapa begitu?
Kepala Bengkel Honda Zirang Motor Semarang Nurhadi Muslim mengatakan, meski tampilan bokong motor jadi ganteng, ada satu hal harus dikorbankan. Yakni, ground clearance jadi turun.
Alasannya, jarak travel suspensi bagian atas naik. Shockbreaker belakang yang tinggi membuat bagian atas terangkat, namun bagian bawahnya turun.
"Shockbreaker panjang, jika dipasang bagian atas naik. Tapi, titik tumpu di bawah pasti lebih pendek ketemunya. Yang naik kan pasti bagian atas, nah dengan suspensi yang di angkat ke atas untuk menyangga pasti bagian bawah turun. Kalau skutik misalnya, dek bawah jadinya rawan gasruk," ucap Nurhadi dihubungi Kompas.com, Minggu (11/9/2022).
Jarak aman antara tanah dan body motor bagian bawah jadi berkurang. Karena itu, tak jarang bila melewati polisi tidur motor jadi rawan gasruk.
Begitu pula dengan standar tengah, bila di gunakan maka tidak ada jarak tersisa antara roda dan tanah. Sehingga saat di parkir, motor bisa rawan terjatuh.
"Jarak ngepres, bagian bawah motor dekat dengan permukaan jalan. Kalau lewat polisi tidur gampang nyangkut. Bahaya lagi, kalau pakai standar tengah, jarak roda dan tanah nempel. Kesenggol sedikit saja ambruk motornya," katanya.
Pergantian ukuran shockbreaker belakang lebih panjang, dampak positifnya motor jadi semakin stabil. Hanya saja kelemahannya bantingan suspensi otomatis jadi lebih keras.
Sehingga sangat nyaman dan enak di kendalikan dalam kecepatan tinggi. Namun, kurang enak digunakan bermanuver melewati tikungan. Jarak travel suspensi yang tinggi, akibatnya jadi gampang oleng.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Motor Pakai Pelek Jari-Jari Lebih Irit BBM?
"Suspensi yang keras jadi enak digunakan untuk kecepatan tinggi. Sayangnya, kalau buat manuver di tikungan tajam kurang, terlalu limbung. Motor gampang oleng," tutur Nurhadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.