Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Mobil Konsumen Indonesia Ada di Angka Rp 300 Jutaan

Kompas.com - 06/09/2022, 19:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan bila kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia tidak serta-merta berbanding lurus terhadap penjualan mobil listrik.

Sebab, daya beli masyarakat di dalam negeri pada kendaraan bermotor masih berada di Rp 300 juta ke bawah. Hal ini sejalan dengan PDB per kapita Tanah Air yang baru berada di sekitar 4.000 dollar AS (cukup rendah di ASEAN).

"Daya beli kita untuk kendaraan bermotor masih Rp 300 jutaan ke bawah. Jadi sebagian besar masih belum bisa membelinya karena harga mobil listrik (EV) itu sekarang Rp 700 juta sampai Rp 800 jutaan," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto saat dihubungi, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Harga Mobil Listrik Bekas Masih Mahal, Mulai Rp 500 Jutaan

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/ BigPixel Photo) Ilustrasi kendaraan listrik.

Menurutnya, harga mobil listrik yang cukup mahal saat ini disebabkan berbagai komponen penting di dalamnya masih belum dapat dibuat secara mandiri atau lokal.

Di antaranya, seperti motor listrik dan baterai. Apabila hal tersebut dapat untuk diproduksi lokal, maka besar kemungkinan mobil listrik bisa lebih dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sebelumnya Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier menyebut bahwa rentang harga mobil listrik Rp 250 juta - Rp 300 juta bisa mempercepat transisi ke era elektrifikasi.

"Kami meyakini berbagai pabrikan mobil listrik di sini akan menghasilkan mobil murah. Konsumsi masyarakat Indonesia untuk membeli mobil 62 persen di harga Rp 250 juta - Rp 300 juta," kata dia.

Baca juga: Jangan Asal Gas, Ini 3 Hal Penting Agar Skutik Makin Irit BBM

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah), Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril (kiri) dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto W.S (kanan) berbincang di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah), Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril (kiri) dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto W.S (kanan) berbincang di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.

"Kalau ada mobil yang harganya segitu, saya yakin proses peralihan akan lebih cepat, karena faktanya saat ini dilapangkan harganya masih sedikit tinggi," tuturnya.

Tentu saja, hal tesebut juga harus dibarengi oleh berbagai sektor lain seperti fasilitas pendukung berupa SPKLU dan insentif dari pemerintah. Sehingga daya beli dapat didorong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau