Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Repair Bus, Strategi Karoseri Saat Dihantam Krisis karena Covid-19

Kompas.com - 25/07/2022, 17:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Karoseri selama pandemi Covid-19 melanda di Indonesia menjadi salah satu sektor yang terdampak. Mengingat saat itu pergerakan orang dibatasi sehingga operator bus tidak dapat pemasukan.

Ketika operator tidak dapat pemasukan, maka pesanan bus baru yang ada di karoseri jadi terhambat. Pada 2020 bahkan banyak bus baru yang menetap di karoseri karena belum diambil oleh PO.

Semenjak saat itu, karoseri lebih mengandalkan usaha repair bus atau perbaikan bodi. Dengan begitu, karoseri tetap bisa produksi dan operator juga bisa memiliki bus yang lebih segar dengan harga yang lebih murah.

Baca juga: MAB Klaim Bus Listriknya Sudah Laris Puluhan Unit

Bus AKAP baru PO Litha & CoDOK. LAKSANABUS Bus AKAP baru PO Litha & Co

Export Manager Karoseri Laksana Werry Yulianto mengatakan, saat pandemi sampai sekarang, memang lebih banyak PO yang melakukan potong bodi depan dan belakang.

"Karoseri banyak mengerjakan potong depan dan belakang (repair). Hampir enggak ada pesanan (bus baru) di 2020, baru masuk lagi saat tengah 2021," ucapnya kepada Kompas.com, Senin (25/7/2022).

Selain itu, perbaikan bodi juga biayanya lebih murah dibanding membuat bus baru dari sasis. Ongkos yang keluar bisa lebih murah sekitar 25 persen sampai 40 persen, tergantung apa yang diganti.

Baca juga: Alasan Polisi Hapus Data STNK jika Menunggak Pajak Kendaraan 2 Tahun


"Kalau sekarang, sudah mulai lagi (pesanan) bus baru, cuma sasis yang terbatas," kata Werry.

Hal ini mengikuti adanya regulasi terkait mesin diesel yang kini harus memenuhi standar emisi Euro 4. Adanya perpindahan dari sasis bus Euro 2 ke Euro 4 membuat sebagian operator memilih memperbarui bodi saja atau rebody.

"Sebagian begitu (rebody) karena stok sasis baru juga sedang sulit, perpindahan ke Euro 4," kata Werry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com