Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita UI dan MAB Kolaborasi Bikin Bus Listrik

Kompas.com - 25/07/2022, 09:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dengan Universitas Indonesia (UI) kolaborasi membuat bus listrik bersama. Produk jadi dari kerja sama tersebut pun dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022.

Pada pameran yang berlangsung sampai Minggu (31/7/2022), bus dengan kelir kuning khas UI tersebut cukup menarik perhatian. Bisa dilihat dari desainnya yang serba mengotak untuk bagian eksteriornya.

Membahas bus listrik unik ini, kerja sama antara MAB dan UI ini bermula dari adanya proyek Mobil Listrik Nasional (Molina) UI. Namun, karena sekaran sudah dibiayai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada syarat kalau kendaraan tersebut bukan sekadar research saja.

Baca juga: Menuju PEVS 2022, Bisa Rasakan Sensasi Naik Bus Listrik

Bus listrik PT MAB di JIExpo, Jakarta Utara, Jumat (22/7/2022)KOMPAS.com/Serafina Ophelia Bus listrik PT MAB di JIExpo, Jakarta Utara, Jumat (22/7/2022)

B. Prabowo Kartoleksono, Head of Business Development, Sales & After Sales Service PT MAB menceritakan, LPDP beri syarat untuk kendaraan listrik yang dibuat nantinya bisa dijual.

"Kemudian kita diminta jadi mitra UI. MAB sudah punya platform, kita desain sasis, model bodi, dan manufaktur," ucapnya kepada Kompas.com di PEVS 2022, Jumat (22/7/2022).

Bowo mengatakan, kerja sama ini sebenarnya sangat menguntungkan. Adapun hasil dari program kerja sama riset ini menggunakan platform MAB sebagai dasar pengembangan.

Baca juga: Tekanan Angin Ban Mobil Baiknya Lebih Keras Depan atau Belakang?

Beberapa pengembangan yang dilakukan misalnya unit pendingin udara (AC) khusus bus listrik (AI Cool), motor propulsi, dan motor controller yang kini sudah bisa direkayasa dan diproduksi di dalam negeri.

"Kita senang, dengan UI artinya nanti ada kemungkinan local content-nya lebih besar. Salah satu kesepakatannya, UI boleh menggunakan platform kita, kemudian terserah mereka mendesainnya seperti apa (rancang bangun," ucapnya.

Oleh karena itu, tampilan luar dari bus ini berbeda dengan produknya MAB. Desain yang mengotak dipilih karena lebih efisien untuk memanfaatkan ruang (interior).

"Memang fungsinya sebagai city bus, yang kecepatannya di bawah 50 kpj, jadi aerodinamika enggak ada urusan, dan kotak itu bentuk yang paling efisien soal pemanfaatan ruang," kata Bowo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com