Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbahaya, Jangan Pernah Mengekor Ambulans yang Sedang Bawa Pasien

Kompas.com - 30/06/2022, 13:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di dunia maya memperlihatkan pengemudi mobil yang tidak bertanggung jawab. Mobil Daihatsu Sigra warna perak mengikuti rombongan ambulans agar terbebas dari macet.

Dalam video yang diunggah akun TikTok santosorayhan45, disebutkan pengemudi mobil itu bukan anggota keluarga. Imbasnya malah merugikan orang lain karena menabrak spion mobil lain sebagaimana terekam di kamera.

Berdasarkan catatan data di kamera video ambulans, kejadian itu terjadi pada 17 Juni 2022 sekitar pukul 10.24 WIB. Tidak dijelaskan rinci tempat kejadian perkara, namun terlihat kecepatan mobil sekitar 36 kpj.

Baca juga: Keren, Kini Google Maps Bisa Cek Tarif Tol

@santosorayhan45 Sangat Membahayakan Mengikuti Ambulance!!! #berbahaya #emergency #dontfollow #fyp #viral #xyzbca #ambulance ? cash cash hero ft Christina Perri - sadvibes????

 

Seperti diketahui mobil ambulans merupakan satu dari tujuh kendaraan khusus yang mendapatkan prioritas di jalan. Ini berarti jika ambulans sedang melintas, pengguna jalan lain wajib untuk memberikan jalan.

Namun ada saja orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, yakni pengguna jalan lain ikut mengekor mobil ambulans saat sedang bertugas.

Sikap semacam ini bertujuan untuk ikut menyalip kendaraan lain dengan memanfaatkan ambulans sebagai pembuka jalan.

Baca juga: Simak Pelanggar Lalu Lintas yang Disasar Tilang Elektronik Ponsel

Ambulans melaju melewati bangunan yang terbakar di Kharkiv, Ukraina timur, 2 April 2022. Dalam lanjutan perang Rusia vs Ukraina terkini, pihak Kyiv mengatakan bahwa pasukan Moskwa mundur dari wilayah sekitar ibu kota dan Chernihiv.AFP/FADEL SENNA Ambulans melaju melewati bangunan yang terbakar di Kharkiv, Ukraina timur, 2 April 2022. Dalam lanjutan perang Rusia vs Ukraina terkini, pihak Kyiv mengatakan bahwa pasukan Moskwa mundur dari wilayah sekitar ibu kota dan Chernihiv.

Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, mengatakan, perilaku mengekor ambulans merupakan tindakan tak beretika yang berarti pengemudinya tidak punya etika.

"Pengemudi yang sering ngekor ini tidak beretika, memanfaatkan situasi darurat untuk kepentingan pribadinya. Pengemudi ini sering disebut tourist convoy, tidak mau bersusah-susah dengan kondisi lalu lintas," kata Sony dalam keterangannya belum lama ini.

Perilaku mengekor ambulans sangat berisiko menimbulkan kecelakaan. Ini karena si pengekor akan memaksakan jarak yang rapat lalu menyamakan laju kendaraannya dengan ambulans.

Baca juga: Mitos Atau Fakta, Memanaskan Mobil Wajib Dilakukan Sebelum Berkendara?

Unggahan video pengemudi yang protes karena kaca spion mobilnya pecah oleh anggota Paspampres saat mengawal Presiden Joko Widodo. Tiktok/ Pojoksatu Unggahan video pengemudi yang protes karena kaca spion mobilnya pecah oleh anggota Paspampres saat mengawal Presiden Joko Widodo.

"Si pengekor turut bermanuver di antara kepadatan lalu lintas. Sedikit kecerobohan saja bisa berisiko besar mengakibatkan tabrakan beruntun," kata dia.

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, mengekor mobil ambulans memang berbahaya baik bagi si pelaku maupun pengguna jalan lain.

"Mengingat kita akan meningkatkan kecepatan di ruang yang sempit untuk bisa beriringan. Apalagi bila kendaraan di depan tidak memberi jalan atau menutup jalan kita karena dilihatnya kendaraan kita bukan kendaraan prioritas," kata Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com