JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di beberapa ruas jalan selama Mudik Lebaran 2022 tak terhindarkan walau sudah dipersiapkan pola pengaturan lalu lintas dengan berbagai skema.
Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum, mengatakan, pola yang diterapkan baik One Way, contra flow maupun Ganjil-Genap perlu evaluasi untuk perbaikan antisipasi untuk arus balik.
Pertama, kata Budiyanto, kemacetan terjadi di Jalan tol Jakarta-Cikampek sampai Km 41 pada 28 April 2022 disebabkan oleh pertemuan arus lalu lintas Jalan Tol Layang dengan arus yang berada di bawah.
Baca juga: Hindari Kepadatan Lalu Lintas, Pemudik Diimbau Kembali Lebih Awal
Kedua, kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Merak mendekati pelabuhan pada 29 April 2022 dini hari, disebabkan volume kendaraan yang tinggi tidak dimbangi armada pengangkut laut yang memadai.
Ketiga, kemacetan yang terjadi di Tol Cipularang dari arah Bandung ke arah barat Cikampek-Jakarta dan seterusnya yang disebabkan oleh banyak orang dampak diberlakukan satu arah one way.
One way dari arah Jakarta tol Japek dari Km 47 sampai dengan Km 414 Kalikangkung sehingga terjadi antrian yang panjang dan mengular selama kurang lebih 7 jam sampai blokade jalan.
Baca juga: Jokowi Imbau Masyarakat Hindari Puncak Arus Balik 6-8 Mei 2022
"Mengapa kemacetan masih terjadi pada ruas penggal jalan tersebut saya kira menjadi catatan evaluasi yang penting untuk perbaikan antisipasi pengaturan lalu lintas ke depan," kata Budiyanto dalam keterangan resmi, Rabu (4/5/2022).
Budiyanto mengatakan, pelaksanaan one way dengan durasi waktu dan ruas jalan yang panjang akan berdampak kepada kemacetan dari arah yang berlawanan.
"Dari aspek lalu lintas (hal itu) menimbulkan kejenuhan dari aspek psikologis dan dapat memunculkan sifat emosi seseorang. Fakta sampai timbul ekses pemblokiran jalan," katanya.
Baca juga: Suzuki Mau Cabut dari MotoGP, Ini Kata Dorna
Kemudian, penyiapan armada laut yang tidak memadai berakibat pada antrian kendaraan yang panjang disekitar pelabuhan dan berkembang mengularnya kendaraan atau kemacetan.
"Adanya tol layang MBZ dan tol di bawahnya kurang diantisipasi dengan cara-cara yang tepat sehingga berdampak pada kemacetan," kata Budiyanto.
"Sebagai saran pemberlakuan one way harus lebih fleksibel dengan tetap memonitor perkembangan situasi lalin yang berlawanan sehingga mampu menerapkan pola pengaturan tepat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.