Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Meroket, Banderol BBM Non Subsidi Bersiap Naik Lagi

Kompas.com - 09/03/2022, 19:31 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Imbas dari konflik Rusia-Ukraina, harga minyak mentah dunia kembali melonjak lantaran Amerika Serikat telah melarang impor minyak dari Rusia.

Sebelumnya, harga minya dunia telah meroket sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Bahkan kini nyaris dua kali lipat dibandingkan harga pada awal Desember 2021.

Meski begitu, Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.

Baca juga: Resmi, Perjalanan Darat Tak Perlu Antigen dan PCR

Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman, mengatakan, Pertamina mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional,” ujar Fajriyah, dalam keterangan tertulis (9/3/2022).

“Sehingga meski harga minyak dunia menembus 130 dolar AS per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter,” kata dia.

Baca juga: Honda Luncurkan Motor Bergaya Klasik GB350 Terbaru

Ilustrasi SPBU Pertamina di JakartaDok. Pertamina Ilustrasi SPBU Pertamina di Jakarta

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 50 persen dari total konsumsi BBM nasional.

Sehingga Pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite, agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga.

Walaupun Pertalite tidak naik, diperkirakan untuk BBM Non Subsidi seperti Pertamax Series dan Dex Series akan mengalami penyesuaian.

Baca juga: Update Longsor di Tol Pandaan-Malang, Arah Surabaya Sudah Bisa Lewat

Diskon  Rp 250 per liter Pertamax SeriesPertamina Diskon Rp 250 per liter Pertamax Series

Pertamina mengklaim, BBM seperti Pertamax Series maupun Dex Series saat ini dikonsumsi sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM Nasional.

Ke depannya, harga produk BBM ini akan terus disesuaikan secara rutin mengikuti harga pasar sesuai ketentuan pada Peraturan Menteri ESDM No. 62 tahun 2017.

“Pertamina sangat berhati-hati dalam menetapkan harga. Namun kami yakin segmen konsumen ini telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan, sehingga dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lainnya,” kata Fajriyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau