Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemudikan Mobil Saat Hujan, Hati-hati Aquaplaning

Kompas.com - 16/02/2022, 12:22 WIB
Serafina Ophelia,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika mobil melaju dalam kecepatan tinggi melalui jalanan yang basah, ada kondisi di mana kendali seakan hilang atau ban kehilangan traksinya.

Fenomena ini dikenal dengan sebutan aquaplaning. Permukaan jalan yang tergenang ketika dilewati dalam kecepatan tinggi, tercipta selaput air pada ban, sehingga traksi hilang sama sekali. Alhasil, mobil akan meluncur tanpa bisa dikendalikan sama sekali.

Salah satu tempat yang rawan terjadi aquaplaning adalah jalan tol. Karena pada jalan tol, kendaraan cenderung melaju dalam kecepatan yang tinggi dan stagnan. Aquaplaning mudah terjadi pada kendaraan yang sedang melaju cepat melalui permukaan jalan yang basah atau tergenang air.

Baca juga: Apa Benar Ban dengan Tapak Lebar Berisiko Mengalami Aquaplaning?

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, aquaplaning merupakan sebuah kondisi ketika permukaan ban berkurang traksinya akibat lapisan tipis (selaput) air.

"Aquaplaning atau hydroplaning sendiri, itu ibarat batu tipis kita lempar di sungai. Dia melayang. Nanti begitu kecepatannya pelan, tenggelam," jelas Jusri saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu yang lalu.

Ia memaparkan, ketika mobil melaju di genangan air atau permukaan jalan yang basah, telapak ban diibaratkan seperti batu tipis yang dilempar ke sungai. Karena melewati genangan air dalam kecepatan tinggi, mobil akan terasa melayang.

Akibatnya, mobil bisa kehilangan kendali. Misal, ketika roda kanan belakang melewati genangan air, maka bodi belakang kanan mobil dapat berputar ke depan. Sama halnya jika terjadi dengan roda kiri belakang.

Berkendara di musim hujan bisa menjadi tantangan tersendiri, termasuk terjadinya aquaplaning.Chevrolet Indonesia Berkendara di musim hujan bisa menjadi tantangan tersendiri, termasuk terjadinya aquaplaning.

Sedangkan jika yang melewati genangan air adalah roda depan mobil, yang sering terjadi adalah kemudi tidak bisa dibelokkan.

"Mobil enggak bisa belok, tapi nyusruk ke arah depan. Dia mengalami understeer," kata dia.

Understeer merupakan keadaan ketika mobil susah untuk berbelok, meskipun setir sudah diputar atau diarahkan.

Baca juga: Begini Cara dan Biaya Perpanjangan SIM secara Online

Salah satu hal yang bisa memperparah resiko kecelakaan akibat aquaplaning adalah rendahnya kualitas ban yang sedang dipakai. Penting bagi pengemudi untuk memperhatikan kelayakkan ban agar aman dipakai.

"Permukan ban yang gundul, grip atau alurnya sudah tipis, itu akan membuat impact aquaplaning semakin besar," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com