JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang sayang dengan motor koleksinya, sehingga hanya dipajang dan jarang sekali dikendarai. Meski tidak digunakan, motor koleksi tetap perlu perawatan.
Salah satu bagian yang perlu diperhatikan adalah ban. Saat menyimpan motor dalam jangka waktu cukup lama, tekanan udara pada ban dapat berkurang.
Baca juga: Motor Lawas Terjual Ratusan Juta Rupiah, Trik Pedagang Dongkrak Harga?
Kondisi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada ban, termasuk pentil ban. Khususnya, motor yang masih mengandalkan ban dalam.
Motor koleksi yang lawas dan masih menggunakan pelek jari-jari biasanya masih menggunakan ban dalam. Jika sewaktu-waktu motor akan dikendarai, tapi dalam keadaan ban kempis, maka berisiko membuat pentil ban robek.
Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, mengatakan, hal itu bisa terjadi karena pentil pada ban dalam dibuat menyatu, beda dengan pentil ban tubeless yang mengikat di pelek.
"Khusus yang masih pakai pentil tube tidak boleh tekanan angin kurang dipakai terus menerus karena bisa mengakibatkan valve di pentil copot atau malah robek dari ban dalamnya," kata Dodi, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: 6 Jurus Merawat Motor Lawas, Gampang-gampang Susah
Dodi menjelaskan robeknya pentil ban dikarenakan posisinya yang tidak tegak. Sehingga, saat digunakan, bagian bawah pentil ban yang menyambung ke ban dalam tidak sanggup menahan beban, dan terjadilah robek.
"Pada saat tekanan udara kurang artinya ban jadi menanggung beban lebih berat. Dalam kondisi tersebut posisi pentil ikut miring dan bisa membuat pentil lepas dari ban dalam," ujar Dodi.
Dodi mengatakan, jangan biarkan tekanan udara pada ban berkurang terus menerus. Tambahkan tekanan udara pada ban sesuai ketentuan yang disarankan pabrikan.
Selain itu, jangan lupa untuk memakai tutup pentil pada ban. Sebab, tutup tersebut berfungsi menjaga ban agar tidak mudah bocor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.