JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan mobilitas selama pandemi Covid-19, membuat tidak sedikit pemilik kendaraan yang abai dengan perawatan mobilnya. Padahal, rutin melakukan servis sama saja memperpanjang usia pakai dari sebuah mobil, bahkan masih banyak manfaat lainnya.
Salah satu yang paling penting dalam perawatan berkala adalah pergantian pelumas mesin. Namun, karena kerap dianggap tidak penting atau malas melakukan servis, banyak yang mengambil jalan pintas dengan hanya menambah volume saja dengan asumsi adanya pengurangan pelumas di mesin.
Nyatanya, cara ini sangat tidak dianjurkan, sebab memiliki potensi yang cukup fatal.
Dengan tidak adanya kepastian berapa sisa oli dalam mesin, kemungkinan besar pemilik bisa terlalu banyak mengisi atau bahkan kurang dari takaran seharusnya.
Baca juga: Merawat Sepeda Motor Tanpa Harus ke Bengkel
Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman menagatakan, terkait mengganti oli yang tidak sesuai takaran itu ada dua hal, bisa kelebihan atau justru malah kurang jumlah volume liternya.
“Keduanya sama-sama punya dampak yang merugikan bagi pemilik mobil, tapi memang kerap dianggap remeh,” ujar Suparman beberapa waktu lalu.
Menurut Suparman, dampak negatif dari kelebihan oli bisa membuat kinerja mesin berat. Alhasil perfoma mesin juga menurun, tarikan pada putaran atas juga bakal terasa berat meski pedal gas sudah kick down.
“Karena pelumas yang terlalu banyak membuat gelembung udara. Dampaknya pada kemampuan dalam melumasi juga mengurangi kerja pompa oli dalam mendistribusikan pelumas. Ujung-ujungnya kendaraan akan boros bahan bakar,” kata dia.
Baca juga: Waspada Flag-to-flag, Rossi Tetap Optimistis Jelang MotoGP Inggris
Sementara bila kekurangan oli, maka mesin akan lebih panas karena salah satu manfaat oli adalah sebagai distribusi panas pada mesin yang kemudian dapat diserap cairan pendingin radiator. Kondisi ini akan berakibat pada menurunnya kemampuan oli dalam melumasi metal yang bergerak dalam mesin.
“Kurang oli itu lebih fatal, suara mesin akan terdengar sangat kasar karena timbul gesekan akibat pelumas yang penyebarannya tidak menyeluruh. Ujung-ujungnya bisa rusak karena banyak keausan yang terjadi akibat gesekan antara material yang tidak bisa dihindarkan” kata Suparman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.