JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini ada video yang viral di media sosial, menggambarkan Toyota Vios yang penyok ketika ditabrak Honda Vario 125.
Video berdurasi 13 detik yang diunggah oleh akun instargram @indocarstuff memperlihatkan sepatbor dan roda sepeda motor yang tersangkut pada bumper belakang bodi Toyota Vios. Herannya, justru malah bodi Toyota Vios tersebut yang penyok.
Baca juga: Subaru Akan Hadir Lagi di Indonesia, Intip Harganya di Pasar Mobil Bekas
Tidak sedikit warganet yang terkesan dengan kekuatan skutik itu dan menyimpulkan bahwa bodi mobil zaman sekarang lebih gampang penyok meskipun hanya terbentur sedikit, sangat berbeda dengan bodi mobil lansiran tahun 80-an ke bawah.
Perlu diketahui, bodi mobil yang gampang penyok itu merupakan bagian dari sistem keselamatan sebuah mobil.
View this post on Instagram
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, ada bagian mobil yang dirancang untuk menyerap benturan pada saat terjadinya tabrakan.
“Bagian depan dan belakang mobil adalah bagian yang rawan benturan dan paling sering penyok,” ujar Didi belum lama ini kepada Kompas.com.
Didi melanjutkan, di bagian tersebutlah sebetulnya sebuah bodi mobil didesain dengan sistem keselamatan pengemudi dan penumpang dari risiko fatal, saat terjadinya benturan atau yang biasa disebut dengan zona tumbuk alias crumple zone.
Zona tumbuk alias crumple zone adalah, area di mana kendaraan didesain untuk mengerucut dan mudah berubah bentuk saat tabrakan.
Dengan begitu, energi akan terserap dan mengurangi efek tabrakan yang bisa menyebabkan cedera fatal pada penumpang.
Cara yang benar mengetahui kuat atau tidaknya mobil terhadap benturan adalah dari struktur rangkanya. Setidaknya ada dua struktur rangka pada mobil penumpang, yaitu sasis dan monokok.
Baca juga: Modifikasi Gesits, Skuter Listrik Juga Bisa Tampil Beringas
Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu menopang beban kendaraan, termasuk melindungi penumpang dari efek tabrakan.
Namun Didi mengingatkan, ada satu faktor yang bisa mengacaukan itu semua, yaitu kecepatan.
“Sebab, jika kecepatan over, mau safety zone sekuat apapun pasti efeknya akan parah,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.