JAKARTA, KOMPAS.com – Jalan tol yang ada di Pulau Jawa kerap dijadikan arena adu kecepatan para pengemudi bus AKAP. Mereka memacu kecepatan sampai maksimal, bahkan tidak jarang ada yang memakai bahu jalan untuk menyalip kendaraan lain.
Padahal jika dilihat, bus merupakan kendara dengan dimensi besar sehingga berbeda cara mengemudinya dengan mobil biasa. Belum lagi pengemudi membawa puluhan penumpang, seharusnya bisa menjaga keselamatan mereka.
Namun, walaupun membawa tanggung jawab yang besar tadi, pengemudi tetap saja mengebut di jalan tol. Lalu apa yang tetap membuat para pengemudi bus ini mengemudi dengan berbahaya atau mengebut?
Baca juga: Alternatif ke Bandung, Tol Japek II Selatan Ditargetkan Rampung 2022
Kecelakaan di Tol Cipali KM 150+300 Majalengka, Jawa Barat, Minggu (23/8/2020). Kecelakaan tersebut 4 orang meninggal dunia dan 10 luka-luka.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, pengemudi bus yang memiliki pengalaman berpuluh tahun mengemudi, pasti sering melihat kecelakaan di jalan, namun sampai saat ini masih belum mengerti sepenuhnya soal kemampuan.
“Pada dasarnya, skillful atau keterampilan dan pengalaman pengemudi tidak menjamin dia mengerti. Mengerti kalau mengemudikan kendaraan di jalan raya tidak hanya memerlukan keterampilan, tetapi memerlukan kemampuan,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Sabtu (6/3/2021).
Jusri mengatakan, keterampilan mengemudi mudah didapatkan, mulai dari kebiasaan sampai pelatihan. Tetapi kemampuan pengemudi memahami dari aktivitas mengemudi itu belum tentu.
Baca juga: Resmi Pensiun, Honda Jazz Bakal Jadi Mobil Antik
“Dia terampil, tapi dia enggak tahu kalau kecepatan sekian bisa mengerem atau enggak, bisa belok atau enggak, apakah terguling atau tidak. Dia enggak tahu dan enggak paham,” kata Jusri.
Jadi yang diperlukan dari pengemudi ini yaitu soft skill, yakni kemampuan tentang pengetahuan dari apa yang dia lakukan. Kemudian dari pemahaman, cara berinteraksi, antisipasi dan empati di jalan raya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.