Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Harus Dipaksa Menggunakan Motor Listrik

Kompas.com - 08/12/2020, 15:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai merek yang baru terjun di pasar motor listrik, Volta mengatakan, jika ingin tren motor listrik berlangsung cepat maka masyarakat harus "dipaksa halus" memakai motor listrik.

Willty Awan, CEO Volta Indonesia Semesta (VIS) mengatakan, pemerintah harus membuat kebijakan yang memberikan keuntungan bagi pemakai memakai motor listrik dan membatasi pergerakan motor bensin.

"Karena masyarakat ini kan sebelumnya butuh edukasi, tetapi juga harus dibuat ada hambatan untuk penggunaan motor bensin. Kalau tidak peralihan ini tidak akan berjalan mulus," katanya kepada Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Baca juga: Mengenal Volta, Merek Motor Listrik Asal Semarang

Oleh sebab itu, Willty mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang membuat beberapa kebijakan untuk mendorong keberadaan kendaraan listrik.

"Menurut pandangan saya, seperti di DKI ada kebijakan dan sebagainya bahwa kendaraan listrik bebas ganjil genap, itu adalah stimulan yang sangat bagus untuk pertumbuhan perkembangan motor listrik," katanya.

Willty mengatakan peralihan ini sebetulnya bukan hal baru. Contohnya seperti yang dilakukan saat masyarakat dipaksa pindah dari menggunakan minyak tanah ke LPG atau dari Premium ke Pertalite.

"Seperti dulu dari Premium ke Pertalite atau Pertamax. Itu juga sebetulnya Premium dibatasi kan, secara bertahap orang pindah ke Pertalite. Waktu konversi dari miyak tanah ke LPG juga sama, minyak tanahnya dikurangi," katanya.

Willty mengatakan, kalau sekarang harga motor listrik harganya sama dengan motor bensin maka kecenderungan orang akan tetap beli motor bensin.

"Apa yang membuat kita mau membeli motor listrik?, ini harus kita jawab dari diri kita sendiri dulu. Ini yang harus dilihat," katanya. 

"Kalau misal, swap battery dikendalikan pemerintah, sehingga harga motor elektrik akan turun kaena baterai itu mahal bisa sampai  Rp 6 juta - Rp 7 juta. Kalau itu kita keluarkan dari harga motornya, paling tinggal Rp 12 juta. Dari situ orang mungkin tertarik pakai motor listrik," katanya.

"Karena orang tinggal investasi Rp 12 juta sisanya bisa sewa baterai. Sistem sewa ini apple to apple seperti orang beli BBM," kata Willty.

Baca juga: Servis Motor Listrik Gesits, Apa Saja yang Mesti Diganti?

Dalam sambutan pembukaan IIMS Motobike Hybrid Show 2020, Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal ILMATE, Kementerin Perindustrian mengatakan, pemerintah serius mendukung industrialisasi motor listrik dalam negeri.

Oleh sebab itu, pihaknya telah mengeluarkan berbagai fasilitas perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh manufaktur. Pemerintah pusat dan daerah serta BUMN, juga sudah memberikan berbagai insentif untuk mendorong tumbuhnya pasar kendaraan listrik di dalam negeri.

"Di antaranya tarif PPNBM sebesar 0 persen, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak kendaraan bermotor maksimal 30 persen dari dasar pengenaan BBNKB dan PKB, suku bungan 3,6 persen dari Bank BRI, down payment minimum 0 persen, diskon tambah daya listrik, dan pelat nomor khusus kendaraan listrik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
ah pernah beli motor listrik, baterainya cuma tahan 2 tahun, terus harus beli baterai lagi... beli baterai nyaris seharga motor listrik baru.... mending motor bensin...


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau