JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan jenis bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan sebaiknya disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan.
Sebab, setiap pabrikan sudah memperhitungkan jenis bahan bakar yang sesuai dengan kompresi rasio kendaraan.
Sementara, setiap jenis bensin yang dijual di pasaran memiliki nilai oktan yang berbeda yang bisa saja tidak sesuai dengan kompresi rasio.
Hanya saja, tidak sedikit pemilik kendaraan yang sengaja mengganti jenis bensin dengan Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi.
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
Alasannya, selain dipercaya bisa membuat performa mesin menjadi lebih baik, juga bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih irit.
Benarkah, anggapan bahwa ketika menggunakan BBM dengan oktan lebih tinggi akan lebih irit?
Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), mengatakan, irit atau tidak ketika kendaraan menggunakan bensin dengan oktan tinggi tergantung pada rasio kompresinya.
“Ini tergantung dari rasio kompresi mesin, kalau rasio kompresinya tinggi menggunakan BBM oktan tinggi bisa menghemat penggunaan bahan bakar,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan
Akan tetapi, Bambang menambahkan, jika kendaraan tersebut rasio kompresinya rendah dan menggunakan bensin dengan RON tinggi tetap saja tidak bisa maksimal.
“Tidak jauh berbeda (tingkat konsumsi BBM), dengan rasio kompresi rendah maka power yang dihasilkan akan terbatas tidak dapat memaksimalkan potensi bahan bakar yang digunakan,” ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.