Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2020, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Secara bertahap, Pertamina telah melakukan penerapan Biosolar B30 di seluruh Indonesia. Biosolar B30 disebut sudah bisa dibeli oleh konsumen hampir di seluruh SPBU Pertamina

Fajriyah Usman, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengatakan, sebanyak 28 titik blending Pertamina sudah menyebar di seluruh Indonesia. Hal ini membuat penyebaran Biosolar B30 menjadi lebih cepat.

Untuk diketahui, Biosolar B30 merupakan bahan bakar yang memiliki kandungan 30 persen Fatty, Acit, Metil, Eter (FAME) yang didapat dari minyak kelapa sawit.

Baca juga: Identitas STNK yang Diblokir atau Dihapus Tidak Bisa Diaktifkan Lagi

Pemakaian Biosolar disebut memberikan sejumlah kendala pada mesin dieselrednewswire.com Pemakaian Biosolar disebut memberikan sejumlah kendala pada mesin diesel

“Hanya pada Biosolar saja, manfaat dari B30 ini juga meningkatkan performa mesin. FAME yang bersifat detergency mampu membersihkan mesin kendaraan maupun industri,” ujar Fajriyah kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Walaupun memiliki kelebihan, ternyata Biosolar B30 juga memiliki beberapa kekurangan. Sejumlah masalah disebut akan timbul jika mengisi mesin diesel dengan Biosolar B30, terutama bagi mesin diesel modern.

Ferins J Fediaz, pengurus komunitas Pajero Indonesia ONE chapter Jakarta, mengatakan, potensi masalah yang timbul ketika menggunakan Biosolar B30 tidak akan langsung terasa jika baru sekali atau dua kali pakai.

Baca juga: Polisi Sedang Siapkan Alat untuk Menghancurkan Kendaraan yang Diblokir

Plus minus BBM Biosolarautobild.co.id Plus minus BBM Biosolar

“Risiko langsung enggak bisa dirasakan. Tapi kalau sudah 3-4 kali isi Biosolar secara berturut-turut, akan terasa tarikan bawah lebih lemot,” ujarnya kepada Kompas.com (15/1/2020).

Selain dari performa mesin yang tidak bisa maksimal, penggunaan Biosolar disebut menimbulkan suara yang lebih kasar dari biasanya.

“Suara diesel memang terkenal kasar. Buat orang awam, mungkin tidak terlalu terasa. Tapi buat orang yang mengerti, misal lagi di bengkel, dia bisa tahu pemakaian Biosolar atau solar busuk hanya dari suaranya,” kata Ferins.

Baca juga: Kata Suzuki Soal Ertiga XL7 di Indonesia

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.Aprillio Akbar Petugas menunjukkan sampel bahan bakar B30 saat peluncuran uji jalan Penggunaan Bahan Bakar B30 untuk kendaraan bermesin diesel di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6/2019). Uji jalan kendaraan berbahan bakar campuran biodiesel 30 persen pada bahan bakar solar atau B30 dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer tersebut bertujuan untuk mempromosikan kepada masyarakat bahwa penggunaan bahan bakar itu tidak akan meyebabkan performa dan akselerasi kendaraan turun.

Selain itu, indikator engine check menyala pada layar informasi juga jadi risiko penggunaan Biosolar B30. Menurut Ferins, hal ini terjadi karena sensor membaca telah terjadi penumpukan kotoran pada filter solar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com