JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi wiper untuk menyapu atau membersihkan kaca mobil sebenarnya sangat membantu visibilitas dalam berkendara. Namun sayang, ada kebiasaan pemilik mobil yang membuat karet wiper cepat mengalami kerusakan.
Menurut Executive Coordinator Technical Service Division Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, kebiasaan tersebut lebih berkontribusi besar merusak karet wiper, bahkan bisa berujung lebih fatal.
"Karet wiper paling sering rusak karena faktor penggunaan yang salah, yakni menggunakan atau mengaktifkan wiper saat kondisi kaca kering, hal tersebut sama saja menggunakan wiper dalam kondisi kaca yang penuh debu. Pemilik melakukan tanpa meyemprotkan cairan atau air lebih dahulu, padahal ini penting," ujar Anjar kepada Kompas.com, Jumat (23/11/2018).
Baca juga: Jangan Sembarangan Pakai Cairan Wiper, Bisa Bikin Kaca Berpelangi
Anjar mengatakan posisi kaca yang kering akan selalu dihinggapi debu. Ketika wiper diaktifkan, karet akan menyapu semua debu yang berpotensi merusak karet wiper, karena besar kemungkinan debu tersebut sudah bercampur pasir.
Meski saat awal ada cairan yang keluar pada nozzel, namun tidak akan maksmimal bila hanya menyemprot satu kali. Anjar menyarankan lebih baik membilas kaca lebih dulu dengan air agar permukaan menjadi basah dan membuat debu turun.
"Kalau mengandalkan cairan dari nozzel yang saat pertama menggunakan wiper itu tidak akan maksimal. Akumlasi kebiasaan ini lama-lama bisa membuat karet tak berumur panjang. Efek lain juga bisa merusak permukaan kaca, karena dengan kotoran yang menempel di karet wiper dan digunakan terus bisa berpotensi mengerus permukaan kaca," ucap Anjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.