Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Negatif Rekayasa Lalu Lintas Satu Arah saat Arus Balik

Kompas.com - 20/06/2018, 10:50 WIB
Aditya Maulana,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

"Apalagi memberlakukan one way parsial, akan terjadi bottle neck di ujung jalan nantinya," kata Royke.

Permintaan Maaf

Menanggapi hal ini, Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, Dirkamsel Korlantas Polri mengatakan bahwa dalam menentukan kebiajakan ini tentu berdasarkan atas kesepakatan bersama anatara polisi dan sejumlah pihak terkait lain. Langkah ini juga diambil untuk menjadikan kondisi lalu lintas menjadi lancar buat para pemudik.

"Tentunya ada skala prioritas yang kami lakukan, yaitu untuk pemudik, jangan sampai kejadian seperti beberapa tahun lalu di Brexit terulang lagi. Sudah pasti ada kemacetan yang akan terjadi di arah sebaliknya, dan kami pun meminta maaf kepada masyarakat," ujar Chryshnanda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/6/2018).

Korlantas Polri dan sejumlah pihak, lanjut Chryshnanda menginginkan masyarakat terutama yang mudik itu bisa pulang lagi ke rumah masing-masing dengan aman, nyaman dan tentunya selamat.

"Banyak pertimbangan sebelum kita memutuskan untuk mengambil langkah tersebut, tentunya kami ingin yang terbaik untuk masyarakat semuanya, maka kami bantu masyarakat itu," kata dia.

Selain itu, Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri, Kombes Benjamin juga mengatakan bahwa sudah pasti akan terjadi kemacetan di arah sebaliknya. Akan tetapi sudah banyak petugas di luar Tol yang berjaga dan siap melancarkan kondisi lalu lintas.

"Kepadatan sudah pasti terjadi, di luar Tol pun sudah ada yang mengatur lalu lintas," kata Benjamin.

Sebagai masukan, bisa saja rekayasa lalu lintas seperti itu ditentukan waktunya. Misal, satu hari dua kali atau ditentukan dari jam berapa sampai pukul berapa, agar pengguna jalan bisa mengantisipasi dan mencari jalur alternatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com