Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengecekan Terpenting Ban Sebelum Berangkat Mudik

Kompas.com - 31/05/2018, 03:32 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban merupakan salah satu bagian pada kendaraan yang wajib diperhatikan sebelum dipakai untuk perjalanan jauh, contohnya menjelang musim mudik.

Ban wajib diperhatikan kondisinya karena posisinya langsung bersentuhan dengan aspal.

Bagi pemudik yang berencana pulang kampung dengan mobil pribadi, ada baiknya mengecek terlebih dahulu kondisi ban kendaraannya sebelum memulai perjalanan.

Pihak Bridgestone Indonesia, menyatakan, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan pada ban demi keselamatan di jalan. Berikut keempat hal tersebut beserta penjelasannya:

1. Tekanan angin

Tekanan ban paling ideal untuk mobil berbeda tergantung jenis kendaraannya. Untuk sejenis sedan atau city car direkomendasikan, adalah 28-30 Psi.

Sedangkan bagi kendaraan dengan muataannya lebih banyak seperti MPV dan SUV, tekanan angin ideal ada di angka 30-32 Psi.

Bila tidak ada alat khusus, tekanan angin ideal bisa diukur dengan telapak tangan.

"Ukuran ideal yang menyentuh permukaaan jalan hanya seukuran telapak tangan," kata Department Manager Training and Product Evaluation PT Bridgestone Indonesia, Deni Arief Pribadi di Karawang beberapa waktu lalu.

2. Tingkat keausan

Setiap ban untuk penggunaan harian dipastikan punya karet menonjol atau alur. Ketinggian alur disarankan harus di atas 1,6 mm.

Jadi bila ukurannya sama atau kurang dari angka tersebut, maka disarankan untuk segera mengganti ban dengan yang baru.

Baca juga: Jangan Asal Vulkanisir Ban

"Ban yang sudah gundul akan menurunkan kinerjanya dan bahaya slip jika digunakan di jalanan basah," ucap Deni.

Alur atau groove pada ban yang memiliki model dan fungsi berbeda-beda.nytimes.com Alur atau groove pada ban yang memiliki model dan fungsi berbeda-beda.

3. Bersihkan dari benda-benda asing

Acapkali ada benda-benda yang menempel pada ban, contohnya batu kerikil, paku, besi dan sebagainya. Keberadaan benda-benda tersebut harus segera dibersihkan. Sebab berpotensi merusak ban.

4. Pastikan tidak ada bagian yang rusak

Kerusakan yang dinilai sering ditemukan pada ban adalah sobek atau retak. Apabila ditemukan kondisi seperti ini, ban disarankan cepat diganti karena berpotensi pecah tiba-tiba saat tengah digunakan.

Baca juga: Risiko Tambal Ban Tubeless secara Berulang-ulang

Berbagai tipe ban merek Bridgestone.Kompas.com/Alsadad Rudi Berbagai tipe ban merek Bridgestone.

Hemat Biaya Perjalanan

Sementara itu, pihak Michelin Indonesia menyatakan menggunakan ban dalam kondisi ideal dapat menghemat biaya perjalanan. Sebab dengan kondisi ideal, maka ban bisa dipakai lebih lama.

Sebagai contoh, ban yang secara konsisten bertekanan angin kurang dari 20 persen dapat berkurang masa pakainya mencapai 20 persen.

"Ini artinya ban yang biasanya dapat bertahan 40.000 km akan menjadi aus pada 32.000 km," tulis Michelin dalam situs resminya.

Baca juga: Ini Bedanya Ban Bias dan Ban Radial

Michelin ajukan diri kembali ke F1Crash.net Michelin ajukan diri kembali ke F1

Menurut Michelin, ban dengan tekanan angin kurang adalah salah satu penyebab utama dari penggunaan bahan bakar berlebih.

Selain itu, ban dengan tekanan angin kurang memiliki hambatan gulir yang lebih tinggi. Sehingga mesin membutuhkan upaya ekstra untuk menggerakkan kendaraan Anda.

Baca juga: Jangan Cuek saat Ban Kempes

"Kalau sudah seperti itu, anggaran bahan bakar tentu tidak bisa dihemat," jelas Michelin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau