Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan Stop Mobil Konvensional 2040 Ditentang Gaikindo

Kompas.com - 23/05/2018, 09:02 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pernah mengusulkan agar penjualan mobil konvensional yang mengonsumsi bahan bakar fosil dihentikan penjualannya mulai 2040.

Namun usulan tersebut langsung ditentang Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi, menyatakan, pengembangan mobil listrik tak perlu sampai mematikan kendaraan jenis lainnya.

Baca juga: Jonan: Sudah Saatnya Indonesia Beralih Gunakan Mobil Listrik

"Kami menginginkan jangan sampai combustion engine langsung dimatikan. Karena yang saya dengar, katanya peraturan mematikan combustion engine akan dimulai 2030 sampai 2040," kata Nangoi di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Honda mulai produksi Mobilio di pabrik kedua, Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2014).Aris FH Honda mulai produksi Mobilio di pabrik kedua, Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2014).

Menurut Nangoi, ada sekitar 1,2 juta orang yang bekerja di industri mobil di tanah air. Kontribusi yang dihasilkan untuk negara juga tidak sedikit, yakni ada di kisaran ratusan triliun rupiah.

Selain itu banyak juga produk otomotif buatan Indonesia yang sudah diekspor ke luar negeri.

Baca juga: Menilik Kontribusi Industri Otomotif Bagi Tanah Air dari Masa ke Masa

"Tapi kenapa ini mau langsung diberhentikan. Jangan diberhentikan dulu. Kalau (mobil listrik) sudah menjanjikan, silahkan. Tapi kita berjalan saja bersama," ujar Nangoi.

Agustus 2017, Jonan pernah mengatakan banyak negara maju yang mulai meninggalkan penjualan mobil berbahan bakar hidokarbon dan beralih ke listrik. Kebijakan ini dilakukan pemerintah Inggris dan Perancis yang berniat melarang penjualan kendaraan non-listrik untuk jalan raya mulai 2040.

Menteri ESDM menganggap masyarakat tidak perlu khawatir tentang bagaimana cara pengisian ulang mobil listrik karena lebih praktis. Bagi Jonan, konsep pengisian ulang mobil listrik layaknya baterai, yakni saat energinya habis langsung bisa ditukar dengan baterai yang baru.

Baca juga: Populasi Mobil Listrik 40 Persen 2030, Permintaan BBM Merosot

"Sehingga, nanti akan muncul, misalnya usaha penukaran baterai. Kalau orang mikirnya setiap rumah nanti harus punya colokan listrik berdaya 3.000 atau 5.000 watt, ya tidak jadi-jadi," kata Jonan di Yogyakarta, Sabtu (5/8/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau