Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Motor 2-Tak Identik dengan Banyak Asap?

Kompas.com - 13/04/2018, 09:02 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Saat ini hampir tidak ada lagi produsen yang memproduksi sepeda motor bermesin 2-Tak. Pasalnya motor jenis ini dinilai tidak lulus uji emisi dengan dengan standar Euro III.

Tingkat polusi udara yang ditimbulkan motor 2-Tak memang dianggap lebih besar dibanding motor 4-Tak. Bahkan bisa dilihat secara kasat mata.

Acapkali kita melihat motor 2-Tak mengeluarkan asap yang banyak dari knalpot. Hal ini bahkan sudah jadi salah satu ciri khas motor tersebut.

Salah satu penyebab motor 2-Tak mengeluarkan banyak asap ternyata dipengaruhi karakter kerja mesin. Technical and Training Service Engineer Motul Indonesia Isadat Salam menyebut, mesin 2-Tak dirancang untuk membakar habis oli di ruang pembakaran.

Baca juga : Alasan Penting Kawasaki Pensiunkan Ninja 2-Tak

Deretan sepeda motor bebek 2-Tak siap jual yang dipajang di stan Greenseta saat penyelenggaraan Pasar Jongkok Otomotif 2018 di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (7/4/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Deretan sepeda motor bebek 2-Tak siap jual yang dipajang di stan Greenseta saat penyelenggaraan Pasar Jongkok Otomotif 2018 di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (7/4/2018).

"2-Tak itu total loss, artinya oli pasti habis. Oli di 2-Tak harus mudah terbakar karena spek mesinnya memang seperti itu," kata Salam di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Menurut Salam, perbedaan karakter kerja mesin inilah yang membuat motor 2-Tak tak bisa menggunakan oli motor 4-Tak. Begitupun sebaliknya.

Berbeda dari motor 2-Tak, Salam menyebut oli 4-Tak dirancang untuk tidak mudah terbakar. Sehingga tidak disarankan dipakai di motor 2-Tak.

Baca juga : Melihat Kuburan Bajaj Oranye di Gang Makmur Jakarta Pusat

"Masing-masing punya teknologi dan peruntukannya. Kalau oli 4-Tak dipakai ke 2-Tak justru olinya nanti tidak mudah terbakar," ucap Salam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau