Bangkok, KompasOtomotif – Thailand selalu selangkah lebih maju dari Indonesia soal kemajuan industri otomotif, dan sekarang terkait era mobil listrik. Thailand sudah menetapkan skema insentif pada Maret lalu, dan menjadi sorotan banyak merek mobil, terutama asal Jepang.
Mengutip Bangkokpost, Minggu (3/9/2017) berbagai organisasi Jepang memperkirakan, komersialisasi kendaran listrik (electric vehicle/EV)) di Thailand akan berjalan pada 2025. Tentunya ketika semua infrastruktur, fasilitas dan teknologi yang dibutuhkan telah terpasang.
Satoshi Nishino, Direktur Biro Otomotif Kementerian Perekonomian, Perdagangan dan Industri Jepang mengatakan, Thailand sedang mengembangkan teknologi dan infrastruktur untuk mendukung implementasi EV secara penuh dengan sesegera mungkin.
“Thailand akan tetap menjadi Detroit-nya Asia, karena sekarang mereka banyak berinvestasi di bidang infrastruktur untuk mendukung terealisasinya era EV," ujar Nishino.
Sebagai bagian dari program Thailand 4.0, pemerintah sudah menelurkan inisiatif kebijakan untuk mendorong penggunaan teknologi baru, demi mendorong ekonomi lebih maju. Di mana komersialisasi mobil listrik, masuk di dalam 10 prioritas utama.
Baca juga : Toyota Investasi Triliunan untuk Mobil Listrik di Thailand
Dukungan pemerintah dan lonjakan minat pada EV, mendorong investor Thailand, khususnya perusahaan energi, untuk mulai berinvestasi pada teknologi mining lithium, industri penyimpanan tenaga (power storage) dan stasiun pengisian baterai listrik.
“Semua investasi tersebut diperkirakan akan rampung pada 2025, ketika Thailand meluncurkan EV secara komersial untuk bersaing dengan mobil lain di pasaran," tutur Nishino.
Rekomendasi
Nishino menambahkan, kalau Thailand harus mengeluarkan kebijakan lain dari sisi pasar, untuk mendorong masyarakat melakukan pembelian dan menginginkan mobil listrik. Kemudian bisa saja membuat proses pembelian EV lebih mudah untuk merangsang demand, dan berujung pada perluasan produksi.
Baja juga: Tiga Skema Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia
"Kami menghargai insentif yang diberikan badan penanaman modal untuk EV. Namun, kalau ada cukai atau subsidi yang diberikan pihak pembeli, maka akan lebih positif lagi dalam meningkatkan produksi EV," ucap Nishino.
Dirinya mengutip apa yang terjadi di Jepang, di mana pemerintahya memberikan potongan pajak cukai sebesar 5 persen untuk EV dan juga subsidi 10 bagi pembelinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.